Abad Pertengahan (Dark Ages) di Eropa
Sejarah Eropa memiliki bentangan
waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu.
Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu: Eropa
klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang
Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan dan juga masa pencerahan
(Renaisans).
Abad pertengahan adalah periode
sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya
monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan
humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun
1517.Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal
ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe
kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat dominasi
kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan,
prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu
luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan merupakan abad
kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi
hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya,
sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai
ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.Eropa
dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman
Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran
intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan.Menurut Ensikopedia Amerika, zaman
ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan
Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak
adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh.Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri
daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran
mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera masalah, malah ada yang dibunuh.
Segala keputusan pemerintah
dan hukum negara tidak diambil
berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma.
Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu
berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan
pendapat-keputusan adalah para ahli agama.Bahkan segala sesuatu yang
bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.
Akibatnya setiap inovasi yang berasal
dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila
dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam
injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah
satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis
akibat teorinya yang mengatakan.
Akibat terlalu banyak intervensi
dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap
temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi
stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis
multi dimensi.Dan sebagai lawannya maka muncullah zaman Renaisans yang sering
di sebut sebut sebagai zaman kelahiran kembali.
Abad Pertengahan
Abad Pertengahan
Abad Pertengahan adalah periode
sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran
Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya
monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan
humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun
1517.Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini
agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman
klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan
perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark
Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud “Zaman Kelam” ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedia
Amerika, tempo zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan
Kerajaan Roma dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15
Masehi. “Gelap” juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa.
Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama;
Gereja Kristen yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja
yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.
Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka
ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan
teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera malah
ada yang dibunuh.
Pikiran
ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas Aquinas (1274)
seorang ahli falfasah yakni “ negara wajib tunduk kepada kehendak gereja ”. St
Augustine (1430) sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante
Alighieri (1265-1321) berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing
berdiri sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia
(Joseph H Lynch, 1992, 172-174).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua
wilayah agama dan dunia terpisah total satu dengan yang lain sehingga tidak ada
peluang bagi ekspansi satu terhadap yang lain atau pembauran antar keduanya.
Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’ haruslah ‘membumi’, atau kalau tidak
meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala urusan hidupnya, maka dia harus
memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia
menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi seorang rohaniwan
dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan.
Kata Augustine “Siapapun yang mahir
dalam kesenian, perang, dan filsafat adalah orang yang bejat dan sesat, karena
dia berasal dari kota setan dimana kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng
yang menipu, dan keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur”. Kota inilah
yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong
dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan
tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika
melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka
semua sudut kegelapannya akan terlihat.
Konsep diatas, dipertegas oleh
Fritjof Capra (2004) yakni : “Para ilmuwan pada Abat Pertengahan, yang
mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai fenomena, menganggap
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan etika,
sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi, jadi ilmu
didasarkan atas penalaran keimanan”.
Dengan demikian, kerangka berpikir
yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang
menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia dan telah
menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta
menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor
lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya
Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan
pada abad pertengahan
Abad Pertengahan berakhir pada
abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance
berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang
dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan
mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus
(1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.
Zaman Renaisans
Zaman Renaisans (bahasa Inggris:
Renaissance) adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode
kira-kira dari abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Abad
Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Meskipun pemakaian
kertas dan penemuan barang metal mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad
ke-15 dan seterusnya, perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersama maupun
dapat dirasakan di seluruh Eropa.Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional
yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani,orang-orang kini mencari
orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi
sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.Kebudayaan
klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban
manusia.
Dalam dunia politik, budaya Renaissance
berkontribusi dalam pengembangan konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan
ketergantungan pada sebuah observasi. Sejarawan sering berargumen bahwa
transformasi intelektual ini adalah jembatan antara Abad Pertengahan dan
sejarah modern. Meskipun Renaissance dipenuhi revolusi terjadi di banyak
kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik, Renasaince mungkin
paling dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik
seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah
"Manusia Renaissance".
Ada
konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence, Italia, pada abad
ke-14.Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal-usulnya dan
karakteristik, berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan
kemasyarakatan dari Florence pada beberapa waktu, struktur politik,perlindungan
keluarga dominan, Wangsa Medici dan migrasi sarjana Yunani dan terjemahan teks
ke bahasa Italia setelah Kejatuhan Konstantinopel di tangan Turki Utsmani.
Kata
Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke dalam bahasa
Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran
kembali"), pertama kali digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan
Perancis Jules Michelet pada tahun 1855 dalam karyanya, Histoire de France.
Kata Renaissance juga telah diperluas untuk gerakan sejarah dan budaya lainnya,
seperti Carolingian Renaissance dan Renaissance dari abad ke-12.
Awal Mula
Di sini kita akan membahas tentang
Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan.Abad pertengahan adalah periode
sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya
monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan
humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun
1517.
Abad pertengahan sering diwarnai
dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya
kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode
buram sejarah Eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar
sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas
yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala
bidang.Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa
ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman
klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian
manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan
sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan
ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran
ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama
600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir
dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak
adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang
terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat,
karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para
ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan
gereja merupakan pelanggaran hukum berat.
Akibatnya setiap inovasi yang
berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi
pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang
kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama
berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang
berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan.Akibat terlalu banyak
intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan
terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya
terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya
krisis multi dimensi.
v
Zaman Kegelapan (Dark Ages)
Abad
kegelapan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan
Renaisannce atau munculnya kembali peradaban lama. Dari masa sebelum masehi
yang kental dengan Filsafat Relativisme
(Kebenaran) Sofisme Yunani Kuno, berlanjut
ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad Pertengahan yang berlangsung lama,
kurang lebih selama lima belas Abad, dari sekitar Abad I sampai Abad XV M.Masa
ini disebut juga sebagai Era atau masa Medieval atau juga Abad Kegelapan atau
Dark Ages) dan dimulai setelah masa Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam
menapakkan kaki di muka Bumi dan berdakwah.
Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak)
Maryam, yang dengan sejumlah perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah
hampir dapat dikenal sama juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth
dalam khazanah Kristen.Kegemparan akan datangnya ’Yesus dari Nazareth’ yang tak
memiliki ayah dan nasabnya ditahbiskan kepada Maryam (Maria), ibunya, dan dalam
hidup singkatnya menampilkan berbagai mukjizat luar-biasa itu, mengguncang
peradaban manusia di sekitarnya saat itu, dan banyak orang yang kemudian
berspekulasi akan kenyataan ini.Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan
ide-idenya mendominasi relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya,
termasuk para Pemikirnya. Dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini,
karenanya, didominasi oleh Filsafat Kristen.
Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini,
antara lain bertokohkan Filsuf Plotinus, (Santo atau Saint) Augustinus atau
Augustine, (Saint) Anselmus, Robert Grosseteste, Roger Bacon, Albert Agung,
Thomas Aquinas, dsb. Yang kesemuanya sepakat mengedepankan iman dogmatis (tak
boleh dibantahi) Kristiani, dan telaahnya pun bersifat religius-dogmatis.Akibat
pengaruh hebat dan dominan Agama Kristen yang didominasi oknum kaum Gerejawan
dan Monarki Baratnya dengan segala ragam tafsir dogmatisnya.
Dan tak pelak pemanfaatan Platonisme ala
Yunani Kuno (dicetuskan Plato) yang mengajarkan bahwa kebenaran itu sudah ada
dengan sendirinya dan berpusat kepada Tuhan namun berjenis dan berbungkus baru,
yang disebut sebagai Neo-Platonisme, menjadi gencar dan ditahbiskan sepenuhnya
tanpa telaah kristis kepada iman Kristiani. Ini, mau tak mau mendukung pula
klaim dogmatis akan kebenaran Kristen.Para ahli Filsuf dan Agamawan mereka di
saat itu karenanya teguh bermottokan ”Credo et intelligam” atau ”Keyakinan
(keimanan agama) berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli
pemikiran” atau lebih mudahnya, ”Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk
menjelaskannya”.
Maka, dengan sendirinya, Akal (di Barat)
benar-benar kalah pada masa ini (terutama terlihat pada isi Filsafat dari
Plotinus, Augustinus, Anselmus). Bahkan potensi pemanfaatan akal diganti mutlak
oleh Augustinus dengan Iman dogmatis, sebelum penghargaan terhadap potensi Akal
sempat muncul kembali kemudian pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad
Pertengahan itu.Dan karenanya pula, Aquinas kemudian ditentangi hebat dan
dibenci sebagian besar masyarakat gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur
hati iman Kristiani yang dalam hal ini
sebagaimana telah disebutkan di atas adalah iman mutlak dogmatis kristiani yang
tidak mengindahkan telaah kritis akal.
Ini juga tak pelak menyebabkan masyarakat
Barat di masa itu secara luas menjadi percaya dan beriman dogmatis akan ‘rasa
hati’ (atau yang adalah agama, Kristen, lebih tepatnya Kristen Katolik, bagi
mereka), karena menurut mereka agama adalah rasa hati dan Filsafat adalah
pemikiran. Filsafat dan Agama itu sendiri, satu hal yang di masa sesudahnya
terutama masa Thomas Aquinas, dicoba untuk disatu-padukan namun menemui
sejumlah kendala sampai masa Modern merebak.Keyakinan Kristiani yang
mendominasi di masa Abad Pertengahan ini, menjadikannya tidak boleh atau tidak
mudah untuk dapat dikritiki, sekaligus membuat kedudukan mereka yang berada
dalam struktur otoritas agamanya menjadi tinggi dan tak dapat disalahkan. Dan
karenanya ini juga membuat mereka makmur secara ekonomi juga sebagai pemegang
mandat negara dengan mandat Otokrasi dan Teokrasi Kristiani.
Dan kenyataan ini bagi sebagian orang
lain, misalnya rakyatnya yang mereka pimpin, artinya juga adalah
kesemena-menaan yang diorganisasikan. Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat
kesejahteraan masyarakat saat itu dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan,
dengan pajak sistem Feodalisme berdasarkan tafsir mereka terhadap iman
Kristiani dan bahwa Gereja adalah wakil Tuhan di Bumi dan bahwa sistem
pemerintahan yang terbenar adalah Kerajaan Kristiani penyokongnya. Golongan
Ksatria, dan Raja adalah pelindung rakyat dan rakyat harus membayar pajak
kepada mereka yang penafsirannya seringkali dianggap semena-mena oleh rakyat.
Tak pelak juga, maka, perkembangan
ilmu-pengetahuan yang biasanya berdasarkan kepada gelitikan pemikiran, rasa
penasaran, kebertanya-tanyaan pemikiran
pun menjadi lambat pula. Pendeknya, potensi telaah akal pada masa ini
dihambati.
Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah
dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika
zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.
Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak
mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. Gagasan tentang Dark
Age berasal dari Petrarch (seorang humanis,cendekiawan dan penyair Italia) pada
tahun 1330-an
Dia menulis tentang orang-orang yang
hidup sebelum dia, ia berkata: "Di tengah
kesalahan bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam meskipun mereka dikelilingi oleh
kegelapan yang sangat pekat ". Para
penulis yang beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan
kiasan " terang melawan gelap "untuk menggambarkan" kebaikan
melawan kejahatan ". Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan
dan memberikan makna sekuler dengan membalikkan penerapannya. Zaman klasik
telah lama dianggap sebagai zaman "gelap" karena kurangnya
kekristenan yang dilihat oleh Petrarch sebagai zaman "cahaya" karena
prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada zaman Petrarch, diduga kurang
prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya sebagai zaman kegelapan (dark age).
Abad pertengahan merupakan zaman
dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur
oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama
Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal
yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari
tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus
dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad
Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu
dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya
sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology.
Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu
pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama.
Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.Abad pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan
mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai
konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan
dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran
ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan
sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan
ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran
ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama
600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir
dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak
adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang
terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan
teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera,
malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat,
karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para
ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan
segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan
pelanggaran hukum berat.
Akibatnya setiap inovasi yang
berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi
pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang
kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama
berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang
berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan akibat terlalu banyak intervensi
dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap
temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi
stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis
multi dimensi.
v Renaisans di Italia
Ø Florencia Kota Pelopor
Florencia menjadi pelopor renaissance
di Italia, bukan justru kota Roma, Milano atau Venesia. Menurut John Hele dan
Plum Florensia menjadi kota pelopor Renaissance di Italia karena berbagai faktor
antara lain adalah :
Ø
Kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis
merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena
dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota pertemuan dari berbagai kota di
Italia Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa di sebelah barat, Siena dan
Arezzo di sebelah selatan, Urbino, San Marino dan Romagna di sebelah timur
serta Bologna, Modena di bagian Utara. Maka tidak mengherankan jika Florencia
menjadi kota pertemuan dagang yang kaya raya dan besar pada abad ke-XIII.
Ø
Florencia sebagai kota industry khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil
pada umumnya. Menurut John Hele pada abad ke XIV sudah ada 21 gilda utama yang
dimiliki oleh para hakim, notaries, importir dan pengusaha dan 44 gilda kecil
sebagai pendukungnya yang dimiliki oleh pengrajin, pedagang.
Ø
Florencia sebagai pusat keuangan Italia masa itu. Kota ini mempunyai penduduk
yang besemboyan “per non dormire (agar jangan tidur, maksudnya tidur tidak
mendatangkan rezeki)” dan “Florentinis ingentis nihil arduit est (tidak ada
yang dapat dikerjakan oleh orang Florencia)”.
Ø
Florencia merupakan ibukota Republik Florentia yang pada prinsipnya menganut
system pemerintahan demokrasi dan memperhatikan kepentingan rakyat. Maka
kreativitas seni dan inteletual dapat bebas berkembang. Didirikannya pendidikan
formal di Accademia Plato yang didirikan oleh keluarga Medici sehingga
melahirkan seniman-seniman besar, para ilmuan terkenal, sastrawan jenius dan
arsitek besar. Maka tidak mengherankan apabila dapat mempertahankan kemasyuran
dan berperan penting dalam modernisasi Italia selama dua abad. Florencia telah
menjadi awal pembaharuan berbagai bidang kehidupan manusia dari sumber-sumber
daya manusia, keuangan, perdangangan, sosial dan budaya, Benih-benih humanism
yang melahirkan liberalism, individualism serta rasionalisme mendapat tempat
subur untuk berkembang ke seluruh penjuru Eropa.
Ø Keluarga Medici
Keluarga Medici merupakan salah satu
keluarga yang terkenal di Italia pada zaman renaissance. Keluarga ini mulai
mempunyai nama terhormat dalam masyarat pada abad ke XIV ketika Averardo de
Medici yang terkenal dengan nama Bicci berhasil dalam usahawan swasta ulat
sutera, kain lenen dan akhirnya menjadi bankir. Usaha ini dilanjutkan anaknya
yang bernama Giovanni di Bicci meluas ke luar Italia. Keluaga Medici mulai
terlibat dalam berbagai bidang terutama politik, ketika Giovani terpilih
menjadi hakim agung di Florancia pada 1421.
Giovani mempunyai dua anak yang
bernama Casimo dan Lorenzo. Casimo berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai
puncak kejayaan pada bidang politik, ekonomi bahkan agama. Ia juga tokoh utama
yang menjadi pelopor dan pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu
pengetahuan. Casimo adalah pewaris etos kerja orang Florencia yaitu per non
dormire sehingga ia memadukan usaha bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan
ilmu pengetahuan dengan semboyan tersebut. Jasanya antara lain menjadi
pendukung utama untuk mendirikan Accademia Plato di Florencia pada tahun 1642
sehingga ia ikut serta dalam menentukan arah perkembangan dunia akedemisi.
Kemudian mendorong mendirikan Akademia Seni pada 1460 yang dipimpin oleh
Michelangelo. Ia juga mendorong seniman untuk bersemboyan I’art pour I’art
bukan I’art pour d’argent (seni untuk uang).
Lorenzo merupakan penerus Casimo,
ia tampil sebagai diplomat ulung, seniman dan akhirnya menjadi penguasa di
Florencea. Keturuan lain keluarga Medici ada yang menjadi pemimpin gereja yang
tertinggi seperti Paus Leo X (1513-1521), Paus Clemens VII (1523-1534), Paus
Pius IV (1559-1565), Paus Leo IX tahun 1605. Sejak Paus Leo X tampil banyak
pula paus yang menjadi peminat dan pelindung karya seni serta mengangkat
keturunan Keluarga Medici menjadi Duke of Urban. Sementara itu pada masa Paus
Clemens VII, keturunan Medici yang bernama Alessandro diangkat menjadi pendiri
dinasti Tuscani yang berkuasa hingga abad XVIII.
Faktor Faktor
· Abad Pertengahan
Periode
Abad Pertengahan awal antara tahun 500-1000 merupakan masa transisi dalam
sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut sebagai ‘abad kegelapan’. Periode ini
ditandai dengan :
® Invasi suku-suku barbar, mula-mula
orang-orang Jerman (Goth, Frank, Anglo-Saxon, dll), kemudian disusul bangsa
Skandinavia (Viking) antara tahun 800-1000.
® Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan
terjadinya perang-perang perebutan wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan
tersebut.
® Kehancuran Romawi Barat menyebabkan
ekonomi bergeser dari kota-kota ke pedesaan. Pergeseran ini mendorong
kemunculan sistem feodal di Eropa.
Disintegrasi
Kekaisaran Romawi Barat setelah sekitar 800 tahun dengan serangkaiaan
penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi politik serta aktifitas kultural, kemudia
digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, secara
politis membawa pengaruh terjadinya berbagai kerajaan barbar di Eropa.Setiap
kerajaan barbar harus berupaya menata pemerintahan sendiri,karena telah lepas
dari pengaturan dan pengawasan Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai negara Jerman
yang penting,yang didirikan di atas reruntuhan Kerajaan Romawi Barat adalah:
® Kerajaan Goth Timur,wilayahnya meliputi
Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)
® Kerajaan Goth Barat,meliputi
Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika Utara,Kerajaan Franka di
Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman Barat.Sementara itu,sumbangan bangsa
Aglo-Saxons yang terhalau dari Jerman menyerbu ke tanah Inggris,kemudian
mendesak bangsa-bangsa Kelt yang datang lebih dulu ke kepulauan itu.
Akibat
runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris
dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua
wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang
memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer negara,keadaan ini
menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.
Telah
terjadi anarkhi selama tiga abad (abad
VI,VII,VIII) pada masa Keruntuhan Romawi,tercipta ketidakstabilan
politik,terjadi anarkhi,tidak ada keamanan perorangan dan hak milik,di situ
terjadi pertentangan semua melawan semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para
petani mencari perlindungan di sekitar benteng yang diperkuat terhadap ancaman
penyerbuan gerombolan bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin
tergantung pada tuan tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan
tanah bertindak sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan
untuk biaya perang dan untuk memberi bantuan dalam bahaya
kelaparan.Sebaliknya,balas jasa mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan
tanahnya.Dengan adanya kenyataan tersebut terjadilah hubungan foedal,para
petani bersumpah setia dalam ikatan foedal untuk memenuhi kebutuhan hidup para
tuan tanah yang memberi bantuan dan perlindungan,keselamatan hidup demi tuan
tanah.
· Renaisans
Latar belakang timbulnya Renaissance jika
dilihat dari beberapa aspek adalah kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi
Abad Pertengahan.
· Kondisi sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa
sangat terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk
akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan
kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa
diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai
dalam masyarakat.
· Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam
arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua
kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak
berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran
hanya kebenaran gereja.
· Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan
pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai.
Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya
memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan
ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih
kuat dari kekuatan militer milik raja.
· Kondisi ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang
menguasai perekonomian hanya golongan penguasa.Kondisi-kondisi di atas
menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang
layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari
keadaan tersebut.Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar
dari kondisi Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya
Renaissance, sebagai berikut :
® Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang
tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari
kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan
materialistis semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.
® Masyarakat berlomba-lomba memasuki
kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha
merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad
Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti
dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
® Seiring dengan laju urbanisasi, berubah
pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga pusat perdagangan dan
industri.
® Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok
baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang
menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga
hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang kekuasaan
politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
® Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani
dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan
yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan
Turki.
® Timbulnya kota-kota dagang yang makmur
akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi
sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan
diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan
menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi pandangan
hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan
dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga
menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
Karakteristik
v CIRI-CIRI ABAD PERTENGAHAN
1. Feodalisme
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, feodalisme adalah system sosial atau politik yang memberikan
kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan, system social yang
menagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi
kerja, sistemsosial di Eropa pada abad Pertengahan yang ditandai oleh kekuasaan
yang besar ditangan tuan tanah.
Dalam
id.wikipedia.org, feodalisme adalah sebuah system pemerintahan dimana seorang
pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak yang juga
masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasal.
Para vassal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vassal
pada giliran ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang
memberi mereka upeti.
Sejak itu muncul orang-orang kuat
sebagai tuan tanah yang mengatur pemakaian tanah diwilayah kekuasaannya. Tempat
tingga mereka yang disebut kastil atau puri. Kekuasaan mereka ditopang oleh
bawahannya. System ini kemudian berkembang luas. Bangsawan menjadi kelompok
yang sangat istimewa dan melakukan regenerasi berdasarkan keturunan.
Sesuai dengan penelusuran ensiklopedia
feudal atau feudal, merupakan satu istilah yang digunakan pada awal era modern
yakni abad ke-17 merujuk pada pengalaman system politik diEropa abad
pertengahan. System politik yang terbangun pada masa itu ditentukan oleh
perpaduan antar para militer legal maupun tidak atau warlord, tuan tanah,
bangsawan raja, yang lantas tersusun hirarki dalam masyarakat yang khas : ada raja,
ada bangsawan, tetapi juga ada pelayan dan budak (vassal). Kata kuncinya tetap
hirarki.
Menurut
fokusnya, kekuasaan politik bersifa local dan personal yang menghasilkan
sesuatu “dunia social dari klaim-klaim dan kekuasaan-kekuasaan tumpang tindih”
(Anderson, hlm.,1974a, hlm. 149) beberapa diantara klaim-klaim dan kekuasaan
ini mengalami konflik; dan tidak ada pemerintah atau Negara yang berdaulat
dalam arti yang paling tinggi di atas wilayah dan penduduk yang ada (Bull,
1977, hlm.254). dalam system kekuasaan ini banyak dipenuhi ketegangan, dang
sering terjadi perang.
Didunia abad pertngahan, ekonomi
didominasi oleh pertanian, dan kelebihan apa pun yang dihasilkan menjadi
sasaran klaim-klaim yang bersaing. Klaim yang berhasil menjadi dasar untuk
menciptakan dan mempertahankan kekuasaan politik. Tetapi jaringan
kerajaan-kerajaan, para pangeran, istri-istri para bangsawan dan pusat-pusat
kekuasaan lainnya yang bergantung pada susunan ini diperumit oleh munculnya
kekuasaan-kekuasaan alternative di kota-kota kecil dan kota-kota besar.
Kota-kota dan federasi kota bergantung pada perdagangan dan manufaktur serta
akumulasi modal yang relative tinggi. Mereka mengembangkan struktur-struktur
social dan politik yang berbeda dan sering menikmati system-sistem pemerintahan
independent yang ditentukan oleh para warganegara.
2. Skolastik
Upaya skolastik abad pertengahan Dalam
gambaran historis singkat ini, metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang
pertama dibahas adalah filsafat Thomistik Gereja Roma Katolikl. Selain
persetujuan (assent) pribadi orang percaya, dalam sistem ini iman artinya
informasi yang diwahyukan yang ada dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari
gereja Roma. Akal budi artinya informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan
inderawi terhadap alam dan dinterprestasi intelek. Rasionalis abad ke-17
membedakan akal budi (reason) dengan sensasi (inderawi), Thomas membedakan akal
budi (reason) dan wahyu. kebenaran akal budi adalah kebenaran yang dapat
diperoleh melalui kemampuan indera dan intelek alamiah manusia tanpa bantuan
anugrah supranatural.
Kerajaan Roma hidup dari abad ke-18
sampai awal abad ke-19. pada puncaknya, ia mencerminkan suatu usaha, dibawah
perlindungan gereja Katolik, untuk menyatukan dan mensentralisir pusat-pusat
kekuasaan dunia kristen barat yang terpisah-pisah menjadi suatu kerajaan
menjadi suatu kerajaan kristen yang disatukan secara khusus kekuasaan sekular
yang aktual dari kerajaan dibatasi oleh struktur-struktur kekuasaan yang
kompleks dari eropa feodal disatu pihak dan gereja katolik dipihak lain.
Sepanjang abad pertengahan gereja secara
konsisten berusaha menempatkan otoritas spiritual diatas otoritas sekuler dan
berusaha mengubah sumber otoritas dan kebijaksanaan yang diakui dari
wakil-wakil duniawi ini kepada wakil-wakil duniawi lainnya. Pandangan duniawi
(world view) kristen menstransformasikan pertimbangan-pertimbangan tindakan
politk dari suatu kerangka duniawi kepada kerangka teologis “ia menegaskan
bahwa kebaikan terletak pada ketundukannya terhadap kehendak Tuhan”.
v Ciri Ciri Renaisans
Ciri utama renaisens adalah
individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal
(rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Yang berkembang
pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang
kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkannya agama karena semangat
humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan
Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama.
Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir
terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip
bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup.
· INDIVIDUALISME DAN HUMANISME
Secara
umum, individualisme dapat diartikan sebagai satu filsafat yang memiliki
pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta
kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Tidak
mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal
yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli
sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli
sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel
ditaklukkan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap
sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam
pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran
amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula
filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu
menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif.
Dalam perenungan mencari alternatif
itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan
maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani
kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah
terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada
abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan
Latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan
apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud
meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian
dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang
baik dan mengikuti kultur klasik Yunani.
Para
humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia
adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban
manusia. Tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya
kepada renaisans untuk menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman
renaisans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang
sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam
semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat
upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan
dengan perang terbuka terhadap kepercayaan terhadap orang-orang yang enggan
menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan
akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat
merasakan kepuasan atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman
ini juga sering disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut
adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia
kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja,
bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki
ukurannya haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir.
Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya
sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat humanisme tersebut , akhirnya agama
Kristen semakin ditinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains
berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.
Menurut
Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran
Renaisans, yaitu:
® Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan
oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari
penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad
ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di
bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar
bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
® Pasca penaklukan Konstantinopel oleh
Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan
negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi
pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas
klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip
yang belum dikenal sebelumnya.
® Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang
mengajarkan beragam ilmu.
Selain
itu, ada beberapa faktor yang dikemukakan Slamet Santoso seperti yang dikutip
Rizal Mustansyir, yaitu :
® Hubungan antara kerajaan Islam di
Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan
belajar di Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka
peroleh di lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
® Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang
enam kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan
para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari
kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu
sekembalinya di negara-negara masing-masing.
Agama
Zaman di ini kekuasaan gereja
sangat besar bahkan melebihi kekuasaan raja atau pemimpin Negara pada saat itu,
pada essensinya sejak masa dulu gereja memang tidak pernah ditempatkan dalam
sebuah struktur sosial, dikarenakan karena gereja yaitu bentuk manifestasi dari
agama Kristen protestan atau katolik yang menurut mereka tidak bisa dimasukkan
pada struktur sosial dalam masyarakat karena fokusnya yaitu dalam ranah
hubungan manusia dengan tuhan, tetapi apakah dengan tidak masuk ke dalam
struktur sosial mereka ini posisi mereka menjadi tidak penting? justru posisi
gereja pada hakekatnya berada tepat dibawah kekuasaan kerajaan karena
kebanyakan para pastur merupakan penasehat kerajaan.Tetapi yang terjadi pada zaman
ini justru sebaliknya, gereja memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan segala
apapun, siapapun, dan kapanpun itu, dengan menggunakan kekuatan tuhan sebagai
pelaksana kekuasaan mereka, apapun yang dikeluarkan gereja pada saat itu tidak
boleh dilanggar oleh satu orang pun karena itu adalah perintah dari tuhannya,
begitu pula dengan filsafat dan pengetahuan, apa yang dikatakan oleh pihak
gereja merupaka suatu kebenaran yang mutlak dan tidak boleh ditentang, posisi
pastur pada saat itu tertinggi dalam struktur vertikal lapisan masyarakat.
Pada akhirnya semua warga tunduk
sampai pada suatu kasus dimana ada yang menentang kebijakan gereja ini, yaitu
penentuan bahwa Bumi yang mengitari matahari atau Matahari yang mengitari bumi,
pada saat itu dari pihak gereja mengeluarkan ajaran bahwa Matahari mengitari
bumi dengan Surga dan neraka yang berada diatas dan dibawahnya, karena yang
menjadi acuan mereka yaitu hanya dengan melihat perputaran matahari dari pagi
yang muncul di timur dan tenggelam di barat pada sore harinya.
Tetapi pendapat ini ditentang oleh
seorang pemikir besar yang bernama Galileo, menurutnya Bumilah yang mengitari
Matahari, toh pada essensinya itu merupakan suatu kebenaran tetapi pihak gereja
tidak dapat menerima itu, dia dihukum dibakar hidup-hidup karena telah
menentang gereja, hal inilah yang menyebabkan kemandegan dari para pemikir
barat pada saat itu karena kekuasaan gereja yang begitu besar, dan bukan lain
hal ini disebabkan semata-mata ketika suatu golongan memiliki hak yang istimewa
yang tidak di dapatkan orang lain pada umumnya maka dia bisa bertindak apapun
yang diingnkannya.
Wabah Penyakit
Sampar
Hitam—Wabah dari Eropa Abad Pertengahan
Kala
itu tahun 1347. Wabah ini telah mengamuk di Timur Jauh. Kini ia menyebar ke
pinggiran Eropa bagian timur.
Orang
Mongol sedang mengepung Genoa yang berbenteng, pusat perdagangan Kaffa, yang
sekarang disebut Feodosiya, di Semenanjung Krim. Setelah terjangkit penyakit
misterius yang membunuh sebagian besar dari mereka, orang Mongol menghentikan
penyerangan. Tetapi sebelum mundur, mereka melancarkan tembakan maut. Dengan
katapel raksasa, mereka melontarkan mayat-mayat korban wabah yang masih hangat
melewati tembok kota. Sewaktu belakangan beberapa pasukan Genoa naik kapal dayung
untuk melarikan diri dari kota yang telah dilanda wabah, mereka menyebarkan
penyakit itu ke setiap pelabuhan yang mereka kunjungi.
Dalam
sebulan, kematian melanda seluruh Eropa. Dengan cepat penyakit itu menyebar ke
Afrika Utara, Italia, Spanyol, Inggris, Prancis, Austria, Hongaria, Swiss,
Jerman, Skandinavia, dan kawasan Baltik. Dua tahun kemudian, lebih dari
seperempat populasi Eropa, sekitar 25 juta jiwa, telah menjadi korban dari apa
yang disebut ”malapetaka demografis paling brutal yang pernah dikenal umat
manusia”—Sampar Hitam.
· Membubuh Dasar untuk Malapetaka
Tragedi
Sampar Hitam tidak hanya mencakup penyakit itu sendiri. Sejumlah faktor turut
memperparah malapetaka ini, salah satunya adalah semangat keagamaan. Sebuah
contoh adalah doktrin api penyucian. ”Pada akhir abad ke-13, kepercayaan akan
api penyucian tersebar di mana-mana,” kata sejarawan Prancis, Jacques le Goff.
Pada awal abad ke-14, Dante menghasilkan karyanya yang berpengaruh, The Divine
Comedy, dengan uraiannya yang terperinci tentang neraka dan api penyucian.
Berkembanglah iklim keagamaan yang membuat masyarakat cenderung menghadapi
wabah dengan sikap apatis dan pasrah, memandang hal itu sebagai hukuman dari
Allah sendiri. Sebagaimana akan kita lihat, cara berpikir yang pesimis demikian
malah menyulut penyebaran penyakit tersebut. ”Keadaan itu benar-benar ideal
bagi penyebaran wabah tersebut,” kata buku The Black Death, oleh Philip
Ziegler.
Selain
itu, terdapat problem gagal panen yang berulang-ulang di Eropa. Akibatnya,
populasi yang sedang bertumbuh pesat di benua tersebut mengalami malnutrisi—tidak
kuat melawan penyakit.
· Wabah Itu Menyebar
Menurut Guy de Chauliac, dokter
pribadi Paus Clement VI, ada dua wabah yang menyerang Eropa: pneumonia dan
bubo. Ia melukiskan gangguan kesehatan ini secara terperinci sebagai berikut,
”Yang pertama berlangsung selama dua bulan, penderitanya terus-menerus demam
dan muntah darah, lalu mati dalam waktu tiga hari. Yang kedua berlangsung
setelah itu, penderitanya juga terus-menerus demam tetapi disertai abses (bisul
bernanah) dan karbunkel (bisul batu) pada bagian luar tubuh, khususnya di
ketiak dan pangkal paha. Penderitanya akan mati dalam lima hari.” Para dokter
tidak berdaya untuk menghentikan penyebaran wabah itu.
Banyak orang melarikan diri karena
panik—meninggalkan ribuan orang yang terinfeksi. Sebenarnya, para bangsawan
kaya dan para profesional termasuk yang pertama-tama melarikan diri. Meskipun
ada pemimpin agama yang ikut melarikan diri, banyak komunitas keagamaan
menyembunyikan diri dalam biara-biara mereka, berharap dapat terhindar dari
kontaminasi.
Di tengah-tengah kepanikan ini, paus
menyatakan tahun 1350 sebagai Tahun Suci. Para musafir yang mengadakan
perjalanan ke Roma dijamin langsung masuk firdaus tanpa melewati api penyucian!
Ratusan ribu musafir mengindahkan seruan itu—menyebarkan wabah tersebut seraya
mereka mengadakan perjalanan.
· Upaya yang Sia-Sia
Upaya-upaya untuk mengendalikan Sampar
Hitam terbukti sia-sia karena tidak seorang pun tahu persis bagaimana penyakit
itu ditularkan. Kebanyakan orang menyadari bahwa kontak langsung dengan
penderita—atau bahkan dengan pakaiannya—sangat berbahaya. Beberapa orang bahkan
takut bertatapan langsung dengan penderitanya! Akan tetapi, penduduk Florence,
Italia, menuding kucing dan anjing sebagai penyebabnya. Mereka membantai
binatang-binatang ini, tanpa menyadari bahwa tindakan tersebut malah membuka
jalan bagi makhluk yang justru berkaitan dalam menyebarkan kontaminasi—tikus.
Seraya angka kematian meningkat, ada
yang berpaling kepada Allah memohon pertolongan. Pria dan wanita memberikan
semua milik mereka kepada gereja, sambil berharap agar Allah melindungi mereka
dari penyakit itu—atau setidaknya mengaruniai mereka kehidupan surgawi jika
mereka mati. Hal ini sangat memperkaya gereja. Jimat keberuntungan, patung
Kristus, serta kotak-kotak kecil berisi ayat (phylactery) menjadi populer
sebagai penangkal. Ada juga yang berpaling kepada takhayul, ilmu gaib, dan obat
palsu untuk memperoleh kesembuhan. Minyak wangi, cuka, dan ramuan khusus konon
dapat menangkal penyakit itu. Mengeluarkan darah adalah cara pengobatan favorit
lainnya. Kalangan medis yang terpelajar dari University of Paris bahkan
menghubungkan wabah tersebut dengan kesejajaran posisi planet-planet! Akan
tetapi, penjelasan dan ”pengobatan” palsu tidak sanggup menghentikan penyebaran
wabah pembunuh ini.
· Dampak yang Belum Sirna
Setelah lima tahun, Sampar Hitam
tampaknya hampir berakhir. Tetapi sebelum akhir abad itu, wabah tersebut kambuh
paling tidak sebanyak empat kali. Dampak Sampar Hitam sebanding dengan dampak
Perang Dunia I. ”Hampir semua sejarawan modern sependapat bahwa pemunculan
wabah endemis itu telah menimbulkan dampak yang teramat dalam terhadap ekonomi
dan masyarakat setelah tahun 1348,” komentar buku The Black Death in England
terbitan tahun 1996.
Wabah tersebut memusnahkan sebagian besar
populasi, dan dibutuhkan waktu berabad-abad untuk memulihkan kondisi beberapa
daerah. Dengan berkurangnya angkatan kerja, tentu saja upah kerja meningkat.
Para tuan tanah yang kaya jatuh miskin, dan feodalisme—yang mencirikan Abad
Pertengahan—terpuruk.
Demikian, wabah itu menjadi pemicu
perubahan politik, agama, dan sosial. Sebelum wabah itu, Prancis menjadi buah
bibir di antara kaum terpelajar di Inggris. Akan tetapi, meninggalnya sejumlah
besar guru Prancis turut menjadikan bahasa Inggris lebih menonjol daripada
bahasa Prancis di Inggris. Perubahan juga terjadi dalam lingkungan agama.
Sebagaimana dikomentari oleh sejarawan Prancis, Jacqueline Brossollet, akibat
kurangnya calon imam, ”Gereja sering kali merekrut orang-orang yang kurang
berpengetahuan dan apatis”. Brossollet menyatakan bahwa ”kebobrokan [gereja]
sebagai pusat dalam pengajaran dan iman merupakan salah satu penyebab
terjadinya Reformasi”.
Yang
pasti, Sampar Hitam berdampak kuat terhadap kesenian, menjadikan kematian
sebagai tema artistik yang umum. Kategori tarian kematian yang terkenal,
biasanya menggambarkan tengkorak dan mayat, menjadi simbol populer untuk kuasa
maut. Karena bimbang akan masa depan, banyak orang yang selamat dari wabah
tersebut meninggalkan semua batasan moral. Tatanan moral pun ambruk hingga
kondisi yang luar biasa bejat. Sehubungan dengan gereja, karena kegagalannya
mencegah Sampar Hitam, ”orang-orang abad pertengahan merasa telah dikecewakan
oleh Gerejanya”. (The Black Death) Beberapa sejarawan juga mengatakan bahwa
perubahan sosial akibat Sampar Hitam memupuk individualisme dan bisnis serta
meningkatnya mobilitas sosial dan ekonomi—cikal bakal kapitalisme.
Sampar
Hitam juga mendorong pemerintah-pemerintah untuk mendirikan sistem pengendalian
sanitasi. Setelah wabah itu mereda, Venesia bertindak membersihkan jalan-jalan
kota. Raja John II, yang dijuluki si Baik, dari Prancis juga memerintahkan agar
jalan-jalan dibersihkan sebagai cara untuk menangkal ancaman epidemi. Raja tersebut
mengambil langkah ini setelah mengetahui bahwa seorang dokter Yunani kuno
menyelamatkan Athena dari sebuah wabah dengan membersihkan dan mencuci jalanan.
Banyak jalanan pada abad pertengahan, yang menjadi selokan terbuka, akhirnya
dibersihkan.
· Sudah Berlalu ?
Namun,
baru pada tahun 1894, bakteriolog Prancis, Alexandre Yersin, mengidentifikasi
basil yang bertanggung jawab atas Sampar Hitam. Basil tersebut dinamakan sesuai
namanya, Yersinia pestis. Empat tahun kemudian, seorang Prancis lainnya,
Paul-Louis Simond, menyingkapkan bahwa kutu (pada binatang pengerat) berperan
memindahkan penyakit tersebut. Sebuah vaksin segera dikembangkan tetapi tidak
terlalu sukses.
Apakah
wabah itu sudah berlalu? Sama sekali tidak. Pada musim dingin tahun 1910,
sebanyak 50.000 orang di Manchuria meninggal karena wabah tersebut. Dan, setiap
tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan ribuan kasus baru—dan
jumlahnya terus meningkat. Jenis-jenis baru penyakit ini juga telah
ditemukan—jenis yang kebal terhadap obat-obatan. Ya, jika standar-standar dasar
higienis tidak dipertahankan, wabah itu senantiasa menjadi ancaman bagi umat
manusia. Jadi, buku Pourquoi la peste? Le rat, la puce et le bubon (Mengapa Ada
Wabah? Tikus, Kutu, dan Bubo), yang disunting oleh Jacqueline Brossollet dan
Henri Mollaret, menyimpulkan bahwa ”wabah itu sama sekali bukan hanya penyakit
di Eropa kuno pada Abad Pertengahan, . . . sungguh disesalkan, wabah itu
mungkin adalah penyakit masa depan”.
Perkembangan
Ilmu Filsafat & Seni
A. PERKEMBANGAN ILMU PADA ABAD PERTENGAHAN
Akal pada abad Pertengahan ini
benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan jelas pada filsafat Plotinus,
Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan terhadap akal muncul kembali dan
karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad Pertengahan ini
merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus persen pada
zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat
pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika)
bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan
filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam
hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman
hidup semua manusia.
Filsafat rasional dan sains tidak
begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha yang sia-sia, karena Simplicius,
salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama sekali ruang gerak
rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus mutlak, orang-orang yang
masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus dimusuhi.Agustinus
mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani
diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh
pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu ajaran agama.
Ciri khas dari pada filsafat Abad
Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal yang dikemukakan oleh
Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam. Rumusan itu berarti iman lebih
dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu. Misalnya, bahwa dosa
warisan itu ada, setelah itu susunlah argument untuk memahaminya, mungkin juga
untuk meneguhkan keimanan itu. Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat
raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah yang didahulukan; setelah
dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani. Mengikuti jalan
pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat Abad Pertengahan
Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu pula maka menurut
hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah St.
Anselmus.
Abad Pertengahan melahirkan juga
filosof yang terkemuka yaitu Thomas Aquinas. Dia adalah salah satu diantara
orang-orang yang berusaha membuat filsafat Aristoteles sesuai dengan agama
Kristen.Kita anggap ia menciptakan perpaduan hebat antara iman dan ilmu
pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu ia hidup telah
banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil mengumumkan filsafar rasionalnya.
Yang terkenal adalah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan yang masih
dipelajari sampai sekarang.
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada
teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para teolog,
sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang
berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama.
· Definisi/karakteristik Pemikiran Masa
Abad Pertengahan
Menurut Herman (2007-27), pada zaman ini
dikenal aliran filsafat patristik dan skolastik berdasarkan Theos. Filsuf
terkenal pada masa ini adalah Agustinus (354-43 SM) dan Thomas Aquinas
(1225-1275) yang memunculkan ajaran Tomisme. Selain itu, dikenal juga
filsuf-filsuf muslim pada zaman keemasan abad pertengahan, yaitu Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusjd, dan Al-Ghazali yang menunjukkan hubungan mata
rantai dengan sejarah filsafat Yunani (adanya semboyan mitos-logos-theos).
Thomas Aquinas (1225-1227) merupakan murid dari Albertus Agung yang
mengembangkan pemikiran Aristoteles. Filsafatnya adlah theologis yang memadukan
pemikiran Agustinus dan Neo Platomisme dengan mempergunakan pemikiran
Arilstoteles.
Sejarah
filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua zaman atau periode, yakni periode
pratistik dan periode skolastik.
1. Patristik (100-700)
Patristik
berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-bapa gereja, adalah ahli agama
Kristen pada abad permulaan agama kristen.
Didunia
barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaranya tentang Tuhan, manusia dan
etikanya. Untuk mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka menggunakan
filsafat yunani dan memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya menganai soal
soal tentang kebebasan manusia,
kepribadian, kesusilaan, sifat tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222),
Origenes (185-254), Agustinus (354-430),
yang sangat besar pengaruhnya. Zaman ini muncul pada abad ke-2 sampai
abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para Bapa Gereja untuk
mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi ajaran Kristen serta membelanya
dari serangan kaum kafir dan bid’ah kaum Gnosis.
2. Skolastik 800-1500
Zaman Skolastik dimulai sejak abad
ke-9. Kalau tokoh masa Patristik adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya
memberikan bentuk pada pemikiran filsafat dan teologi pada zamannya.
Para tokoh zaman Skolastik adalah para
pelajar dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan
oleh Raja Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan
ordo-ordo biarawan. Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu
periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar
ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik”
menunjuk kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”. Zaman
Skolastik memiliki tiga periode, yaitu :
o Periode Skolstik awal (800-120)
Ditandai
dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang erat antara agama dan
filsafat. Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat. Pada periode ini, diupayakan misalnya,
pembuktian adanya Tuhan berdasarkan rasio murni, jadi tanpa berdasarkan Kitab
Suci (Anselmus dan Canterbury). Selanjutnya, logika Aristoteles diterapkan pada
semua bidang pengkajian ilmu pengetahuan dan “metode skolastik” dengan pro dan
kontra mulai berkembang (Petrus Abaelardus pada abad ke-11 atau ke-12).
o Periode puncak perkembangan skolastik (abad
ke-13)
Periode
puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan
ahli filsafat Arab dan yahudi. Filsafat Aristoteles memberikan warna dominan
pada alam pemikiran Abad Pertengahan. Aristoteles diakui sebagai Sang Filsuf,
gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan cakrawala berpikir semakin
ditantang lewat perselisihan dengan filsafat Arab dan Yahudi.
Tokoh/filosof
Yang Hidup Pada Masa Abad Pertengahan :
1. PLOTINUS ( 204-270 )
Dalam berbagai hal Plotinus memang
bersandar pada doktrin-doktrin Plato. Sama dengan Plato, ia menganut realitas
idea. Pada Plato idea itu umum, artinya setiap jenis objek hanya ada satu
idenya. Pada Plotinus idea itu partikular, sama dengan dunia partikular.
Perbedaan mereka yang pokok ialah pada titik tekan ajaran mereka masing-masing.
Sistem metafisika Plotinus di tandai dengan konsep transendens. Menurut
pendapatnya dalam pikiran terdapat tiga realitas : The One, The Mind, The Soul.
® The One ( Yang Esa ) adalah Tuhan dalam
pandangan philo, yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat di pahami
melalui metode sains dan logika. Ia berada di luar eksistensi, diluar segala
nilai. Yang Esa itu adalah puncak semua yang ada. Ia itu cahaya di atas cahaya.
Kita tidak mungkin mengetahui esensinya, kita hanya mengetahui bahwa ia itu
pokok atau prinsip yang berada di belakang akal dan jiwa. Ia adalah pencipta
semua yang ada. Mereka merasa memiliki pengetahuan keilahian juga tidak akan
dapat merumuskan apa Ia itu sebenarnya.
® The Mind ( Nous ) adalah gambaran tentang
Yang Esa dan di dalamnya mengandung ide-ide Plato. Ide-ide itu merupakan bentuk
asli objek-objek. Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk
menghayatinya kita harus melaui perenungan.
® The Soul (psykhe) merupakan arsitek dari
semua fenomena yang ada di alam, soul itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak
dunia kecil. Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua aspek, ia adalah energi di
belakang dunia, dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta.
Jiwa manusia juga mempunyai dua aspek, yang pertama intelek yang tunduk pada
reinkarnasi, dan yang kedua adalah
irasional.
Tentang ilmu Plotinus menganggap sains
lebih rendah dari metafisika, metafisika lebih rendah dari pada keimanan. Surga
lebih berarti dari pada bumi, sebab syurga itu tempat peristirahatan jiwa yang
mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengakui adanya
hantu-hantu yang bertempat diantara bumi dan bintang-bintang. Semua ini memperlihatkan
rendahnya mutu sains Plotinus. Plotinus dapat dikatakan sebagai musuh
naturalisme. Ia membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa bagi Plotinus
tidak dapat diterjemahkan ke dalam ukuran-ukuran badaniah, fakta alam harus
dipahami sesuai dengan spiritualnya. Tujuan filsafat Plotinus ialah terciptanya
kebersatuan dengan Tuhan.
Caranya ialah pertama-tama dengan
mengenal alam melalui alat indra, dengan ini kita mengenal keagungan Tuhan,
kemudian kita menuju jiwa dunia, setelah itu menuju jiwa ilahi. Jadi
perenuangan itu dimulai dari perenungan tentang alam menuju jiwa ilahi,
objeknya dari yang jamak kemudian kepada Yang Satu. Dalam perenungan terakhir
itu terjadi keintiman, tidak terpisah lagi antara yang merenung dengan yang direnungkan.
2. AUGUSTINUS ( 354 – 430 )
Ajaran Augustinus dapat dikatakan
berpusat pada dua pool, Tuhan dan manusia. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa
seluruh ajaran Augustinus berpusat pada Tuhan. Kesimpulan ini di ambil karena
ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih dari
itu. Ia yakin benar bahwa pemikiran dapat mengenal kebenaran, karena itu ia
menolak skeptisisme. Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan
pasti mengandung kesungguhan. Ia sependapat dengan Plotinus yang mengatakan
bahwa Tuhan itu diatas segala jenis (catagories).
Sifat Tuhan yang paling penting ialah
kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak terbatas, maha tahu, maha sempurna dan
tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi selalu baru, Tuhan adalah suatu
kebenaran yang abadi.
3. BOETHIUS
Boethius memiliki pemikiran yang hampir
serupa dengan Augustinus. Sesudah Boethius, Eropa mulai mengalami depresi
besar-besaran. Menurunnya kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama,
munculnya feodalisme, invasi besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru,
semuanya merupakan faktor yang dapat menghasilkan kekosongan intelektual. Semua
para ilmuwan pada waktu itu lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan
mereka mempertahankan dogma-dogma kristen.
Asal istilah abad kegelapan adalah
penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun 1000-an, yaitu antara
masa jatuhnya imperium Romawi dan Renaissance abad ke-15. Seorang tokoh yang
terkenal abad ini adalah St. Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo
ut intelligam yang dapat dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan.
Sekalipun pada umumnya filosof abad
pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal dan iman), Anselmulah
yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.
4. ANSELMUS ( 1033-1109 )
Di dalam filsafat Anselmus kelihatan
iman merupakan tema sentral pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang
paling penting sebelum yang lain. Dari sini dapatlah kita memahami
pernyataannya, credo ut intelligam (believe in order to understand/percayalah
agar mengerti). Ungkapan itu menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada
akal. Iapun mengatakan wahyu harus diterima dulu sebelum kita mulai berfikir.
Kesimpulannya akal hanyalah pembantu wahyu. Anselmus adalah salah seorang
“terpelajar”, seorang ahli Kristen yang mencoba memasukkan logika dalam
pelayanan iman. Meskipun Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia
ingin menguji kekuatan logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya.
Namun selalu imanlah yang mendasari semua itu.
Dalam karyanya Proslogium, yang
pada awalnya berjudul Iman Mencari Pengertian (Fides Quaerens Intellectum).
Menurut Anselmus, apa yang kita sebut Allah memiliki suatu pengertian yang
lebih besar dari segala sesuatu yang bisa kita pikirkan. Apabila kita berbicara
tentang Allah, yang kita maksudkan ialah suatu pengertian yang lebih besar dari
pada apa saja yang dapat kita pikirkan. Dengan begitu pengertian “Allah” yang
ada di dalam rumusan pemikiran kita adalah lebih besar daripada apa saja yang
ada di dalam pikiran. Apa yang di dalam pikiran ada sebagai yang tertinggi atau
yang lebih besar, tentu juga berada di dalam kenyataan sebagai yang tertinggi
dan yang terbesar.
5. THOMAS AQUINAS (1225-1274)
Berdasarkan filsafatnya pada kepastian
adanya Tuhan. Aquinas mengatahui banyak ahli teologi percaya pada adanya Tuhan
hanya berdasarkan pendapat umum. Menurut Aquinas, eksestensi Tuhan dapat
diketahui dengan akal. Untuk membuktikan. Ia mengajukan lima dalil (argumen)
untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal, seperti
sebagai berikut ini :
· Argumen gerak
· Sebab yang mencukupi
· Kemungkinan dan keharusan
· Memperhatikan tingkatan yang terdapat
pada alam
· Keteraturan alam
· Tentang jiwa
Di dalam filsafat gereja, Aquinas
mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa pelantara gereja.
Sakramen-sakramen gereja itu perlu, sakramen itu mempunyai dua tujuan yaitu :
Pertama, menyempurnakan manusia dalam penyembahan kepada Tuhan. Kedua, menjaga
manusia dari dosa. Aquinas juga mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan
hidup, penyesalan (confirmation) untuk keperluan pertumbuhan manusia dan
sakramen maha kudus (eucharist) untuk menguatkan jiwa.
Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman
Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII
Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan
astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan
berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal
dan berbagai konsep hitung lainnya. Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu
pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
· Menerjemahkan peninggalan bangsa
Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia
Barat seperti sekarang ini.
· Memperluas pengamatan dalam lapangan
ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu
tumbuh-tumbuhan.
· Menegaskan sistem desimal dan
dasar-dasar aljabar.
Perhubungan
antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan
kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih
kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh
lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
· ZAMAN KEEMASAN FILSAFAT
Zaman Keemasan filsafat lazimnya
dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance). Istilah renaisans berasal dari
bahasa Perancis yang terdiri dari kata re yang berarti lagi atau kembali, dan
kata neissance yang berarti kelahiran atau kebangkitan. Zaman renaisans adalah
zaman kelahiran-kembali kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan
ke-16 M sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai
oleh ajaran kristiani. Namun, orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi
baru sebagai alternatif bagi kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya
kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.. Kebudayaan klasik ini juga
dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia. Pada
zaman ini telah dicapai titik puncak dalam bidang seni, pemikiran, dan sastra.
Pada
masa ini banyak filsuf-filsuf islam yang terkenal diantaranya adalah :
A. Filsafat Islam Di Dunia Islam Timur
1. Al-Ghazali / 1050-1111 M (Tahafutut
al-Falasifah)
Pokok
pemikiran dari al-Ghozali adalah tentang Tahafutu al-falasifah (kerancuan
berfilsafat) dimana al-Ghazali menyerang para filosof-filosof Islam berkenaan
dengan kerancuan berfikir mereka. Tiga diantaranya, menutur al-Ghazali
menyebabkan mereka telah kufur, yaitu tentang : Qadimnya Alam, Pengetahuan
Tuhan, dan Kebangkitan jasmani.
2. Suhrawardi / 1158-1191 M (Isyraqiyah /
Illuminatif)
Pokok
pemikiran Suhrawardi adalah tentang teori emanasi, ia berpendapat bahwa sumber
dari segala sesuatu adalah Nuur An-Nuur (Al-Haq) yaitu Tuhan itu sendiri. Yang
kemudian memancar menjadi Nuur al-Awwal, kemudian memancar lagi mejadi Nuur
kedua, dan seterusnya hingga yang paling bawah (Nur yang semakin tipis)
memancar menjadi Alam (karena semakin gelap suatu benda maka ia semakin padat).
Pendapatnya
yang kedua adalah bahwa sumber dari Ilmu dan atau kebenaran adalah Allah, alam
dan Wahyu bisa dijadikan sebagai perantara (ilmu) oleh manusia untuk mengetahui
keberadaan Allah. Sehingga keduanya, antara Alam dan Wahyu adalah sama-sama
sebagai ilmu.
3. Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M)
Khaldun
membuat karya tentang pola sejarah dalam bukunya yang terkenal: Muqaddimah,
yang dilengkapi dengan kitab Al-I'bar yang berisi hasil penelitian mengenai
sejarah bangsa Berber di Afrika Utara. Dalam Muqaddimah itulah Ibnu Khaldun
membahas tentang filsafat sejarah dan soal-soal prinsip mengenai timbul dan
runtuhnya negara dan bangsa-bangsa.
Dalam
mempertautkan sejarah dengan filsafat, Ibnu Khaldun tampaknya ingin mengatakan
bahwa sejarah memberikan kekuatan intuisi dan inspirasi kepada filsafat,
sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logika kepada sejarah. Dengan begitu,
seorang sejarawan akan mampu memperoleh hasil yang relatif valid dari proses
penelitian sejarahnya, dengan dasar logika kritis.Dasar sejarah filsafatnya
adalah :
1. Hukum sebab akibat yang menyatakan bawa
semua peristiwa, termasuk peristiwa sejarah, berkaitan satu sama lain dalam
suatu rangkaian hubungan sebab akibat.
2. Bahwa kebenaran bukti sejarah tidak hanya
tergantung kepada kejujuran pembawa cerita saja akan tetapi juga kepada tabiat
zaman. Karena hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan titel berdasarkan
tugas dan karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah.
Karena
hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan titel berdasarkan tugas dan
karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah, yaitu :
· Sarjana dan filosof besar
· Ulama Islam
· Sosiolog
· Pedagang
· Ahli sejarah
· Ahli Hukum
· Politikus
· Sastrawan Arab
· Administrator dan organisator
4. Al-Kindi (806-873 M)
Menurut al-Kindi filsafat hendaknya
diterima sebagai bagian dari kebudayaan Islam, oleh karena itu para sejarawan
Arab awal menyebutnya “filosof Arab”. Menurutnya batasan filsafat yang ia
tuangkan dalam risalahnya tentang filsafat awal adalah “filsafat” adalah
pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia,
karena tujuan para filosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran dan dalam
prakteknya ialah menyesuaikan dengan kebenaran. Pemikiran filsafatnya berikisar
tentang masalah : Relevansi agama dan filsafat, fisika dan metafisika (hakekat
Tuhan bukti adanya Tuhan dan sifat-sifatNya), Roh (Jiwa), dan Kenabian.
5. Abu Bakar Ar-Razi (865-925 M)
Nama lengkapnya adalah abu bakar
muhammad ibn zakaria ibn yahya al-razi. Di barat dikenal dengan Rhazes. Ia
lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya’ban 251 H (865 M. Pemikiran filsafatnya
berikisar tentang masalah : Akal dan agama (penolakan terhadap kenabian dan
wahyu), prinsip lima yang abadi, dan hubungan jiwa dan materi.
6. Al-Farabi (870-950 M)
Sejarah mencatatnya sebagai pembangun
agung sistem filsafat, dimana ia telah membaktikan diri untuk berfikir dan
merenung, menjauh dari kegiatan politik, gangguan dan kekisruhan masyarakat.
Al-Farabi adalah seorang yang logis baik dalam pemikiran, pernyataan, argumentasi,
diskosi, keterangan dan penalarannya. Unsur-unsur penting filsafatnya adalah :
· Logika
· Kesatuan filsafat
· Teori sepuluh kecerdasan
· Teori tentang akal
· Teori tentang kenabian
· Penafsiran atas al-Qur’an.
Pemikiran
filsafatnya berikisar tentang masalah : kesatuan filsafat, metafisika (hakekat
Tuhan), teori emanasi, teori edea, Utopia jiwa (akal), dan teori kenabian.
7. Ibnu Maskawih (932-1020 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad
Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawih. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H
(932 M) dan wafat di Asfahan pada 9 safar 421 H (16 Februari 1030 M). Pemikiran
filsafatnya berikisar tentang masalah : filsafat akhlaq, dan filsafat jiwa.
8. Ibnu Shina (980-1037 M)
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga
sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter
kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn
bin ‘Abdullāh bin Sīnā ( Abu Ali Sina). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah
daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan
meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Pemikiran filsafatnya
berikisar tentang masalah :
· fisika dan metafisika,
· filsafat emanasi,
· filsafat jiwa (akal), dan
· teori kenabian.
9.
Ibnu Bajjah (1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar
Muhammad Ibn Yahya Ibn Al-Sha’igh Al-Tujibi Al-Andalusi Al-Samqusti Ibn Bajjah.
Ibn bajjah dilahirkan di Saragossa, andalus pada tahun 475 H (1082 M).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : metafisika, teori
pengetahuan, filsafat akhlaq, dan Tadbir al-mutawahhid (mengatur hidup secara
sendiri).
10. Ibnu Tufail (1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah abu bakar
Muhammad Ibn Abd Al-Malik Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Thufail Al-Kaisyi. Di
barat dikenal dengan abu bacer. Ia dilahirkan di guadix, 40 mil timur laut
Granada pada 506 H (1110 M) dan meninggal di kota Marraqesh, Marokko pada 581 H
(1185 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : percikan filsafat,
dan kisah hay bin yaqadhan.
11. Ibn
Rusyd 520 H/1134 M (Teori Kebenaran Ganda)
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid,
1126 – Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198), adalah seorang filsuf dari Spanyol
(Andalusia). Salah satu Pemikiran Ibn Rusyd adalah ia membela para filosof dan
pemikiran mereka dan mendudukkan masalah-masalah tersebut pada porsinya dari
seranga al-Ghazali.Untuk itu ia menulis sanggahan berjudul Tahafut al-Tahafut.
Dalam buku ini Ibn Rusyd menjelaskan bahwa sebenarnya al-Ghazalilah yang kacau
dalam berfikirnya.
12. Nashirudin Thusi
Thusi, nama lengkapnya adalah Abu Ja’far
Muhammad Ibn Muhammad Al-Hasan Nashir Al-Din Al-Thuai Al-Muhaqqiq. Ia lahir
pada 18 Februari 1201 M / 597 H di Thus, sebuah kota di Khurasan. Diantara
filsafatnya adalah tentang metafisika, jiwa, moral, politik, dan kenabian.
13. Shuhrawardi al-Maqtul
Nama lengkapnya adalah Syeikh Shihab
Al-Din Abu Al-Futuh Yahya Ibn Habasy Ibn Amirak Al-Suhrawardi, ia dilahirkan di
suhraward, Iran barat laut, dekat zan-jan pada tahun 548 H atau 1153 M.
Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika dan cahaya, epistimologi,
kosmologi, dan psikologi.
14. Mulla shadra
Nama lengkapnya Muhammad Ibn Ibrahim
Yahya Qawami Siyrazi, sering disebut shadr al-din al-sirazi atau akhund mulla
shadra. Dikalangan murid-muridnya dikenal dengan shadr al-mutti’allihin. Ia
dilahrikan di syiraz pada tahun 979 H/980 H atau 1571 /1572 M dari sebuah
keluarga terkenal lagi berpengaruh. Diantara filsafatnya adalah tentang
metafisika, epistimologi, dan fisika.
15. Muhammad Iqbal
Dr.Muhammad Iqbal dilahirkan di
Sialkot, Wilayah Punjab (pakistan barat) pada tahun 1877. Iqbal berasal dari
keluarga Brahma Kashmir, tetapi nenek moyang Muhammad Iqbal telah memeluk islam
200 tahun sebelum Ia dilahirkan. Ayah muhammad Iqbal, Nur Muhammad adalah
penganut islam yang taat dan cenderung ke pada ilmu tasawuf. Diantara
filsafatnya adalah tentang ego dan khudi, ketuhanan, materi dan kausalitas,
moral, dan insan al-Kamil.
v Perkembangan Seni
Sejarah arsitektur gereja abad pertengahan
dimulai pada tahun 313 M saat ketika
agama Kristen dinyatakan sebagai agama yang legal.
Setelah Terbebas dari penyiksaan,
umat Kristen mulai membangun basilika. Basilika paling bagus dan besar adalah
Gereja St. Sophia di Konstantinopel, yang memiliki gaya khas Byzantium. Gaya
Byzantium tersebut dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah
dunia Muslim. Arsitektur Masjid sangat dipengaruhi oleh gaya Byzantium itu.
Salah satunya adalah masjid Umar di Yarusalem. Para arsitek di luar
Konstantinopel juga mencoba memodifikasikan gaya Byzantium. Salah satu contoh
adalah Gereja San Vitale, di Ravena, Italia Utara. Kapel ini semula dimaksudkan
untuk mausoleum Karel Agung
· Periode Abad Gelap
Selama abad gelap, di Eropa Barat
tidak ada gaya khas yang berkembang. Mundurnya peradaban Romawi berakibat pada
melemahnya upaya pengembangan gaya arsitektur orisinal. Kaum barbar, baik
Jerman, Slav, maupun Finno-Ugria, paling banter hanya bisa membuat imitasi gaya
arsitektur Romawi Barat yang tengah merosot itu.
· Periode Romanesque
Istilah ini mengacu pada seni yang
berkembang di Eropa barat dari sekitar tahun 1000 hingga 1200. Gereja-gereja
yang dibangun dengan gaya baru di segala penjuru Eropa barat mengingatkan
kembali pada basilika-basilika yang dibangun di Roma pada abad IV, V, dan VI.
Itulah sebabnya maka gaya baru ini disebut Romansque. Salah satu gereja gaya Romanesque yang
terkenal adalah katedral Pisa, yang selesai dibangun pada 1093. Contoh lain
dari bangunan gaya Romanesque yang perlu dicatat adalah gereja biara Cluny.
Gereja ini diresmikan pada 1131. Gereja Cluny merupakan gereja yanh sangat
besar dan megah.
· Arsitektur Gothik
Istilah gothik mengacu pada seni
–arsitektur, lukis, dan pahat – tiga abad terakhir zaman pertengahan. Istilah
ini berasal dari para penulis akhir Abad Pertengahan yang lebih menaruh
perhatian pada kebudayaan Yunani-Romawi daripada kebudayaan abad pertengahan
sendiri. Arsitektur gothik adalah kreasi para genius abad pertengahan. Sebagai
gaya dalam seni, gaya Gothik ini adalah lebih baik jika diperbandingkan dengan
gaya-gaya lainnya. Pengaruh arsitektur Gothik lebih luas daripada gaya
Romanesque.
Perbedaan utama antara gaya ini adalah
bahwa gaya Gothik serba lancip, sedangkan Romanesque serba bundar. Arsitektur Gothik pertama-tama berkembang di
Prancis tengah, terutama di daerah sekitar Paris. Abad XIII merupakan puncak
perkembangan arsitektur Gothik . selama masa pemerintahan Raja Louis IX (1226-1270)
bermunculanlah karya-karya besar seperti katedral-katedral di Reims, Amiens,
Paris, Beauvais, dan yang terbagus adalah katedral Sainte Chapelle, yang
berhadapan dengan Notre Dame di Paris. Meskipun arsitektur Gothik pada mulanya
muncul di sekitar Paris, ini tidak berarti bahwa gaya ini semata-mata milik
Prancis. Arsitektur ini tetap dianggap sebagai hasil dari semangat
Kristianitas, karena kristen merupakan agama yang merambah seluruh kawasan
Eropa barat.
· Dekorasi Gothik
Ide-ide Gothik bukan hanya tampak
pada gaya arsitektur, tetapi juga pada dekorasi seni patung, lukis, hiasan,
serta pada setiap bentuk seni kerajinan, termasuk kerajinan yang terbuat dari
besi. Motif atau corak dekorasi yang mengandung pesan ajaran kristen. Telah
lama gereja menampakkan imaji-imaji tentang Allah Bapa, Kristus, Perawan Maria,
para tokoh suci serta malaikat. Penampakan imaji-imaji itu dimaksudkan untuk
mendorong semangat keagamaan umat Kristen.
· Seni Pahat: Romanesque dan Gothik
Pahatan menggambarkan
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus serta para santo banyak dijumpai di
gereja-gereja. Selama masa Romanesque penggambaran peristiwa-peristiwa tersebut
kurang tampak hidup. Hasilnya, seni pahat Romanesque tidak tampak naturalistik.
Lain halnya dengan para pemahat Gothik. Sebelum memahat, mereka pahat secara
cermat dan naturalistik. Mereka amati kedetilan lekuk-lekuk anatominya. Barulah
mereka mulai memahat. Satu hal yang khas dalam seni pahat Gothik adalah
penampilannya yang kaku.
· Seni Lukis
Tembok yang rata biasnya dihiasi
dengan fresco – gambar yang dilukis dengan air kapur berwarna yang dipakai pada
gips yang basah, sesuai dengan sketsa karbon yang telah dirancang. Bentuk lukisan terbaik sebelum tahun 1300
adalah karya para miniaturis. Para miniaturis Irlandia terkenal sebagai
ilustator yang piawai, yang membuat hiasan-hiasan yang begitu indah dan
kompleks pada buku-buku para biarawan. Karya-karya mereka mencapai puncak
perkembangannya selama periode Gothik.
· Seni Lukis Italia
Karena gaya Gothik merupakan produk
Eropa utara, pengaruhnya tidak begitu kuat di Italia. Para seniman Italia
cenderung tetap mempertahankan metode-metode dan konsepsi-konsepsi lama, yang
disebut Greek (Yunani) atau Byzantine (Byzantium). Sama seperti para penganut
naturalisme Gothik, para seniman Italia pada mulanya juga lebih senang
menciptakan lukisan-lukisan tentang alam, seperti binatang, tumbuhan, bunga,
dan sebagainya. Oleh karena itu ketika mereka harus membuat lukisan tentang
manusia, hasilnya tampak kaku, dan tidak riil. Dengan kata lain, mereka
bersikap tradisional.
Para seniman Italia yang pertama-tama
menunjukkan perubahan sikap terhadap komposisi warna, anatomo, pencahayaan,
bayangan, dan animasi adalah Cimabue (1302) dan muridnya, Giotto (1336) mereka
adalah seniman Florence (Firenze). Karya terbesar Giotto dapat kita lihat di
Arena Chapel katedral Padua dan Bardi Chapel Gereja Santa Croce di Florence.
Para pelukis sesudah Giotto cenderung sebagai epigon-epigonnya. Mereka hanya
bisa mengikuti model-model yang telah dirintis Giotto, tetapi tak mampu
menandinginya.
· Seni Pahat Italia
Seni pahat, seperti halnya seni
lukis, mengalami serangkaian perubahanyang sangat berarti dalam abad XIV.
Sebelum tahun 1300, pahatan-pahatan yang menggambarkan manusi tampak kaku.
Karya-karya itu sebagian besar adalah hasil kerja para seniman penganut model
Yunani. Ayah dan anaknya yang bernama
Niccola dan Giovanni Pisano menghasilkan pahatan-pahatan pada mimbar besar di
katedral-katedral di Pisa, Siena, dan Pistoia. Karya-karya ini sudah
menunjukkan semangat Gothik. Giotto, selaim pelukis, adalah juga pemahat.
Pengaruhnya dalam dunia seni pahat tidak kalah besarnya dengan pengaruhnya
dalam dunia seni rupa. Ketenaranya antara lain karena karya-karya pahatannya
pada panel-panel rendah, yang ia rancang untuk menghiasi menara lonceng Gereja
Santa Maria dan Katedral Florence.
Panel-panel
karya Giotto tersebut tampak sederhana. Tetapi justru karena itu, karya-karya
tersebut mengundang banyak perhatian. Dan sejak saat itulah para pemahat
meninggalkan metode penggambaran yang serba semarak.
· Seni Lukis Flanders
Di Eropa Utara, perintis inovasi
dalam dynia seni Lukis adalah para seniman Flanders.Hubert dan Jan van Eyck
bersaudara menunjukkan inovasi itu pada karya-karya miniatur mereka yang
menjadi ilustrasi pada buku-buku agama. Inovasi lainnya yang dipelopori Van
Eyck bersaudara ini adalah penggunaan cat minyak dalam melukis. Kapan tepatnya
perintisan inovasi ini dimulai sebenarnya masih kabur. Setelah Van Eyck
bersaudara, pelukis lainnya yang perlu dicatat adlah Rogier van der Weyden
(1464). Ia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menggambarkan
insiden-insiden dramatis, dan mampu membangkitkan emosi yang pedih. Seniman
lukis Flanders lainnya lagi yang perlu dicatat adalah Hans Memling (1494. Ia
berasal dari Bruges. Ciri khas dari karyanya adlah sentuhan yang halus dan
sentimentil.
· Seni Pahat Flanders
Seni pahat Flanders, seperti halnya seni lukisnya, mencapai puncak
perkembangannya pada awal abad XV. Ciri khas yang menonjol yang dapat kita
amati dalam karya-karya besar yang ada adalah mencuatnya gagasan-gagasan
naturalisme, idealisme religius, dan corak penderitaan yang pedih. Seniman
pahat Flanders yang terkemuka adalah Claus Sluter, yang berkerja pada istana
Duke Philipe di Burgundia. Sluter ditugasi untuk mendekorasi biara Carthuisan
di Champmol, dekat Dijon, yang dipersembahkan sebagai mausoleum para pangeran
Burgandia.
· Seni
Musik Abad Pertengahan
Seperti halnya dengan seni
lukis, pahat, dan arsitektur, seni musik abad pertengahan diabadikan untuk
gereja. Lagu-lagu dan tari-tarian rakyat sudah barang tentu tetap ada. Namun,
karena sebagian besar bukti karya-karya populer itu sudah lenyap, maka kita
tidak dapat merekontruksikannya dengan baik. Bahkan musik Yunani dam Romawi
telah dilupakan orang. Kreasi seni seorang seniman musik cenderung dilupakan
begitu sang seniman tiada. Apalagi seni musik kuno, entah Yahudi, dan Romawi,
yidak tertulis, sehingga cepat hilang. Demikian jugalah seni musik populer atau
seni musik rakyat abad pertengahan. Meskipun begitu kita tidak boleh berasumsi
bahwa abad pertengahan tidak mengenal musik rakyat semacam itu, hanya kaarenaa
bukti-bukti historis yang kita dapatkan semata-mata berkaitan dengan musik
gereja. Liturgi atau kebangkitan gereja
banyak menggunakan musik. Pada mulanya para pemimpin gereja tidak suka
menggunakan musik dalam kebangkitan keagamaan. Alasan utamanya adalah karena
musik telah menjadi bagian dalam ritus-ritus kaum kafir,
pertunjukan-pertunjukan gladiator, maupun hiburan-hiburan tak bermorak dalam
masyarakat kafir.
Namun, meski betapa kerasnya
sikap para pemimpin gereja, secara perlahan-lahan musik menyelinap masuk ke dalam
gereja. Inovasi dalam seni musik banyak bermunculan saat puncak abad
pertengahan tiba. Guido d’Arezzo (1050) melengkapi sistem notasi yang telah
dikembangkan pada masa itu. Ia menggunakan lima garis paralel yang di atasnya
terdapat not-not balok untuk menandai pola titinada. Organ adalah alat musik
yang paling penting dalam abad pertengahan. Alat musik ini telah diketemukan
jauh sebelumnya. Selain alat musik tiup, alat musik bersenar juga digunakan.
Oarang Yunani kuno telah mengenal alat musik bersenar yang disebut cithara.
Alat ini dimainkan dengan jari.
Begitu banyak aspek kehidupan akhir abad
pertengahan yang menjadi sumber inspirasinya para seniman Gothik. Dan begitu
eratnya kaitan antara kreasi-kreasi kesenimanan mereka dengan apa yang menjadi
puncak-puncak peradaban Abad pertengahan, sehingga periode ini kemudian lazim
disebut Zaman Gothik.
Contoh
Karya Terkenal:
Mona
Lisa (1497 )
Lukisan tersebut merupakan lukisan yang
sangat terkenal hingga kini. Lukisan ini mengandung banyak sekali misteri yang
hingga saat ini belum terungkap jelas siapa orang yang dilukis oleh Leonardo,
apa motivasinya dan apa sebenarnya tujuan ia melukisnya. Lukisan ini terlihat
simple atau biasa saja, tetapi jika lebih diperhatikan lagi, akan terlihat
jelas apa sebenarnya yang menjadi daya tarik dari lukisan ini. Ada banyak
sekali. Terlebih jika kita memperhatikan tatapan mata dan senyumannya dan latar
belakang lukisannya. Tatapan mata dengan paduan senyuman yang terlihat sangat
misterius. Butuh waktu bertahun-tahun ia menyelesaikan lukisan ini dan beberapa
kali ia memperbaiki sisi lukisan terlebih sisi senyuman objeknya.
Lukisan Mona Lisa menyimpan banyak
sekali misteri dan banyak juga ilmuwan yang mengidentifikasikan lukisan ini
sebagai lukisan yang menyimpan kode-kode yang dibuat oleh Leonardo. Beberapa
peneliti mengungkapkan bahwa ada inisial yang berbeda di kedua mata lukisan
Mona Lisa. Ada juga yang bilang latar belakang lukisan tersebut membentuk objek
yang berbeda dari apa yang seharusnya. Terkait objek yang dilukis, Mona Lisa
diyakini sebagai istri dari saudagar pada masanya yang bernama Lisa Gherardini.
Mona diartikan sebagai ‘nyonya’ dengan demikian Mona Lisa berarti Nyonya Lisa.
Ada juga yang justru berpendapat bahwa objek dari lukisan tersebut adalah
potret diri Leonardo da Vinci sendiri yang dilukis dengan variasi berbeda yang
tentu saja menyimpan rahasia tersendiri dari pelukisnya.
The
Last Supper (1495)
Lukisan ini dikenal sebagai Perjamuan
Terakhir Yesus dengan murid-Nya sebelum ia wafat oleh penyaliban.
Di dalam novel karya Dan Brown dan
film yang berjudul The Da Vinci Code, lukisan ini menyimpan makna misterius dan
membentuk kode bahwa ada hubungan romantika Yesus dengan salah seorang murid-Nya,
Maria Magdalena. Lukisan ini menggambarkan bagaimana perjamuan Yesus di malam
terakhir-Nya berkumpul bersama dengan murid-muridNya sebelum ia ditangkap untuk
melewati proses penyaliban dan wafat di kayu salib seperti yang dikisahkan
Injil. Dalam film dan novel The Da Vinci Code, lukisan ini digambarkan sebagai
kode yang dibuat oleh Leonardo untuk menggambarkan bagaimana romantika yang
terjadi antara Yesus dengan Maria Magdalena yang bertentangan dengan iman
Kristen. Biar bagaimana pun kontroversinya, lukisan ini tetap merupakan maha
karya besar dari sosok jenius Leonardo da Vinci yang akan dikenang sepanjang
zaman.
Kisah hidup Leonardo da Vinci memang
tidak lepas dari fakta-fakta yang memperjelas kejeniusannya sebagai seniman dan
ilmuwan. Karya-karya besarnya akan terus diingat, demikian juga pemikirannya
yang ia wariskan kepada ilmuwan setelahnya. Sudah terlahir seseorang yang
jenius dalam karya maupun pemikirannya dan sebagai contoh orang yang menikmati
apa yang ia pelajari tanpa batasan bidan apapun, yang penting dia senang dan
menikmati apa yang ia pelajari. Orang itu adalah Leonardo da Vinci, terlahir 500
tahun yang lalu. Leonardo pun meninggal di umurnya yang menginjak 67 tahun di
kota Indre-et-Loire, Prancis dan dimakamkan diKapel St.
"St.
George Tabernacle" (sekitar 1415–1417) — Museo Nazionale del Bargello,
Firenze (Donatello)
3.7 Penjelajahan
Ramainya perdagangan di Laut
Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096 - 1291).
Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki
Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan
Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa
beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi kendala krisis
perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari
sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra.
Ada
beberapa faktor yang mendorong penjelajahan samudra:
Semangat
reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun
yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.
· Semangat gospel, yaitu semangat untuk
menyebarkan agama Nasrani.
· Semangat glory, yaitu semangat
memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.
· Semangat gold, yaitu semangat untuk
mencari kekayaan/emas.
· Perkembangan teknologi kemaritiman
yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih luas, termasuk
menyeberangi Samudra Atlantik.
· Adanya sarana pendukung seperti
kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan secara lengkap dan akurat
garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
· Adanya buku Imago Mundi yang
menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
· Penemuan Copernicus yang didukung oleh
Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola, matahari merupakan
pusat dari seluruh benda-benda antariksa. Bumi dan bendabenda antariksa lainnya
beredar mengelilingi matahari (teori Heliosentris).
v
Penjelajahan Samudera Oleh Bangsa Eropa
Negara-negara yang memelopori
penjelajahan samudra adalah Portugis dan Spanyol, menyusul Inggris, Belanda,
Prancis, Denmark, dan lainnya. Untuk menghindari persaingan antara Portugis dan
Spanyol, maka pada tanggal 7 Juni 1494 lahirlah Perjanjian Tordesillas. Paus
membagi daerah kekuasaan di dunia non-Kristiani menjadi dua bagian dengan batas
garis demarkasi/khayal yang membentang dari kutub Utara ke kutub Selatan.
Daerah sebelah Timur garis khayal adalah jalur/kekuasaan Portugis, sedangkan
daerah sebelah Barat garis khayal adalah jalur Spanyol.
Garis
Khayal Tordesillas yang dibuat berdasarkan perjanjian tordesilas
v Pelayaran Orang-orang Portugis
Orang-orang Portugis menjadi pelopor berlayar
mencari tempat asal rempah-rempah. Hal ini tidak lepas dari kiat Pangeran Henry
Mualim (Henry Navigator) yang memberi hak-hak istimewa kepada keluarga-keluarga
saudagar sukses dari Italia, Spanyol, dan Prancis. Tujuannya supaya mereka
bersedia tinggal dan berdagang di ibukota Portugis.
Berikut ini penjelajah-penjelajah yang berasal
dari Portugis.
1)
Bartholomeu Dias
Bartholomeu Dias berangkat dari Lisabon
(Portugis) pada bulan Agustus 1487. Ketika sampai di ujung Selatan benua
Afrika, kapal Dias terkena badai topan. Setelah badai reda, Dias kembali ke
Portugis. Oleh Dias dan rombongannya, ujung Selatan Benua Afrika dinamai
Tanjung Badai. Namun, Raja Portugal Joao II mengganti namanya menjadi Tanjung
Harapan (Cape of Good Hope) karena untuk menghilangkan kesan menakutkan dan
tempat tersebut dianggap memberikan harapan bagi bangsa Portugis untuk
menemukan Hindia.
2)
Vasco da Gama
Pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis Manuel
I memerintahkan Vasco da Gama mengikuti jejak Dias. Ekspedisinya dilakukan
melalui laut sepanjang pantai Afrika Barat.
Dalam pelayarannya, Vasco da Gama sempat
singgah di pantai Afrika Timur. Atas petunjuk mualim Moor, da Gama melanjutkan
ekspedisinya memasuki Samudra Hindia dan Laut Arab. Perjalanan Vasco da Gama
tiba di Calcuta pada tanggal 22 Mei 1498. Di Calcuta, Vasco da Gama berupaya
mendirikan pos perdagangan. Ia membeli rempah-rempah untuk dikirim ke Portugis
dan sebagian dijual ke negara- negara Eropa lainnya.
Rute
pelayaran pertama Vasco da Gama
3)
Alfonso d’ Albuquerque
Setelah beberapa lama menduduki Calcuta,
orang Portugis sadar bahwa penghasil rempah-rempah bukan India. Ada tempat lain
yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia, yaitu Malaka. Oleh karena
itu ekspedisi ke Timur dilanjutkan kembali.
Bagi Portugis, cara termudah menguasai
perdagangan di sekitar Malaka adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Oleh
karena itu, dari Calcuta, Portugis mengirimkan ekspedisi ke Malaka di bawah
pimpinan Alfonso d’ Albuquerque. Ekspedisi d’ Albuquerque tersebut berhasil
menaklukkan Malaka pada tahun 1511.
v Pelayaran Orang-orang Spanyol
Berikut ini para penjelajah Spanyol yang
melakukan pelayaran ke dunia Timur:
1)
Christopher Columbus
Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan
menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa Maria, Nina, dan Pinta, Columbus mulai
berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur. Setelah berlayar lebih
dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik, sampailah Columbus di Pulau Guanahani
yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia. Ia merasa telah sampai di Kepulauan
Hindia Timur yang merupakan sumber rempah-rempah.
Ia menamai penduduk asli di kawasan
itu sebagai Indian. Selanjutnya Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat.
Columbus bersama seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara tahun 1492
– 1504, berlayar terhitung 4 kali. Mereka menemukan benua baru yang diberi nama
Amerika. Jadi penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus. Sejak Columbus
menemukan benua Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol seperti Cortez dan
Pizzaro. Cortez menduduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian
yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530
menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.
2)
Ferdinand Magelhaens (Magellan)
Pada tanggal 10 Agustus 1519,
Magelhaens berlayar ke Barat didampingi oleh Kapten Juan Sebastian del Cano
(Sebastian del Cano) dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta.
Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan Magelhaens-del Cano mengelilingi
dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Pada tahun 1520,
setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah rombongan Magelhaens di
Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina, mengambil nama
Raja Spanyol, Philips II. Dalam suatu pertempuran melawan orang Mactan,
Magelhaens gugur (27 April 1521). Akibat peristiwa itu rombongan bergegas
meninggalkan Filipina dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju Kepulauan
Maluku. Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran karena
menjadi orang yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Raja Spanyol
memberi hadiah sebuah tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan
pita bertuliskan ‘Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku’.
v Pelayaran orang-orang Inggris
1) Sir Francis Drake
Pada tahun 1577 Drake berangkat berlayar dari
Inggris ke arah Barat. Dalam pelayarannya, rombongan ini memborong
rempah-rempah di Ternate. Setelah mendapatkan banyak rempah-rempah Drake pulang
ke negerinya dan sampai di Inggris pada tahun 1580. Pelayaran Drake ini belum
memiliki arti penting secara ekonomis dan politis.
2)
Pilgrim Fathers
Pada tahun 1607 rombongan yang menamakan diri
Pilgrim Fathers melakukan pelayaran ke arah Barat. Kapal yang bernama May Flower
berhasil membawa rombongan ini mendarat di Amerika Utara.
3)
Sir James Lancester dan George Raymond
Pada pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil
mengadakan pelayaran sampai ke Aceh dan Penang, sampai di Inggris pada tahun
1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester dan maskapai perdagangan Inggris (EIC)
berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Di Banten, dia mendapatkan izin
dan mendirikan kantor dagang.
4)
Sir Henry Middleton
Pada tahun 1604 pelayaran kedua EIC yang
dipimpin Sir Henry Middleton berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan
Banda. Terjadi persaingan dengan VOC. Selama tahun 1611 - 1617, orang-orang
Inggris mendirikan kantor dagang di Sukadana (Kalimantan Barat Daya), Makassar,
Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi.
5)
William Dampier
Pada tahun 1688, Dampier melakukan pelayaran
dan berhasil mendarat di Australia. Ia terus melanjutkan pelayaran dengan
menelusuri pantai ke arah Utara.
6)
James Cook
Pada tahun 1770 Cook berhasil mendarat di
pantai Timur Australia dan menjelajahi pantai Australia secara menyeluruh pada
tahun 1771. Oleh karena itu, James Cook sering dikatakan sebagai penemu Benua
Australia.
v Pelayaran Orang-orang Belanda
Biasanya para pedagang Belanda membeli
dagangan rempah-rempah dari Portugis di pusat pasar Lisabon. Namun setelah
Lisabon dikuasai Spanyol, Belanda mencari jalan menuju daerah penghasil rempah-rempah.
Walaupun Portugis berusaha merahasiakan jalan ke pusat penghasil rempah-rempah,
tetapi Belanda berhasil menyusul Portugis dan Spanyol.
Berikut ini beberapa pelaut Belanda yang
melakukan penjelajahan ke dunia :
1)
Barentz
Pada tahun 1594, Barentz mencari daerah Timur
(Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara. Perjalanan Barentz terhambat karena
air laut membeku sesampainya di Kutub Utara. Ia berhenti di sebuah pulau yang
dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya, kemudian memutuskan untuk kembali
tetapi meninggal dalam perjalanan.
2)
Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah
kapal yang memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari
daerah asal rempah-rempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh
Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di
Indonesia dan mendarat di Banten.
3)
Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan di
sebelah Tenggara Australia. Pada tahun 1642 ia menemukan sebuah pulau yang
kemudian dikenal dengan nama Pulau Tasmania.
3.8
Hukum
v Inti Ajaran Kristen di Dunia Barat
Doktrin St. Agustiinus bahwa “ Kebenaran
hanya ada dalam Gereja, di luar Gereja tidak ada kebenaran”. Artinya ajaran
yang bersumber pada rasio adalah tidak benar, kebenaran bersumber pada
keyakinan atau iman.iman adalah sumber segala-galanya”.
Oleh karena itu zaman inilah disebut “
the dark ages “ atau masa kekelaman. Disebut dark ages atau masa kekelaman
sebab upaya manusia yang telah dirintis dan dikembangkan sejak masa Socrates
untuk mencapai kesejahteraan hidup melalui kekuatan akal, justru di masa abad
pertengahan ini di hentikan dan sepenuhnya dengan cara mengembangkan (
interpretasi ) terhadap injil ( Evalingelis=
Sabda atau Kabar Gembira ). Kebenaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersumaber pada akal
dihentikan, dan kembali ke mitos dan irrasionalitas. Kata Agustinus “
Kepercayaan adalah jalan pengetahuan “.Teori Agustinus ini menjadi sumber hukum
“ Canonika”= Hukum Gereja Katholik yang berada di tangan Kaum Klerus/Pejabat
Gereja.
Hukum Kanonik ini adalah hukum
anggota-anggota Persekutuan kaum Kristiani, lebih khusus lagi Gereja Katholik
Roma ( Emeritus John Gilissen, 2004,
hal. 281). Sama halnya dengan tatanan-tatanan keagamaan lainnya adalah kehendak
Tuhan, sebagaimana hal ini diwahyukan-Nya kepada manusia, sebagai sumber
penting dalam hukum Kanonik. Wahyu tersebut ditemukan dalam Kitab Suci, yang
merupakan sumber satu-satunya dari ius divinum ( Hukum Ketuhanan ). Hukum ini
di tambah serta dilengkapi dan disesuaikan dengan dekrit-dekrit konsili-konsili
dan dekretal-dekretal para Paus maupun oleh kebiasaan. Hukum Romawi juga
dipandang sebagai sumber pelengkap hukum kanonik.( ibid, hal.291 )
1. Hukum Itu Tatanan Hidup Penuh Damai (
Agustinus, 354-430 )
Agustinus melihat tatanan hukum
sebagai sesuatu yang didominasi oleh tujuan perdamaian. Bahkan res republica
dipahami Agustinus sebagai komunitas rasional yang ditentukan dengan
nilai-nilai deligere ( yakni di hargai dan dicintai). Sebuah konsep yang
berseberangan regnum yang menunjuk pada kerajaa Romawi sebagai segerombolan
perampok karena tidak memiliki keadilan. Ditonjolkan pula istilah delicto
proximi atau cinta kepada sesama. Semua unsur keadilan itulah yang mesti
menjadi dasar hukum.
Tanpa itu maka aturan dalam bentuk apapun
tidak layak disebut hukum /lex esse von vedatur, quae justa non fuerit.(
Satjipto Rahardjo, 2010, hal.54-55).
Agustinus mengadopsi Zwei Zwarden Theory ( Teori Dua Pedang ) dari
Paus Gelasius , yakni Pedang Kerohanian dan Pedang Keduniawian. Pemilahan
tersebut ternyata membawa dampak dalam pembentukan hukum yaitu, hukum yang
mengatur soal keduniawian ( kenegaraan ) dan hukum yang mengatur soal keagamaan
( kerohanian ). Demikian pula terdapat dua macam kodifikasi hukum yaitu
kodifikasi yang diselenggarakan oleh Raja Theodosius dan Raja Justinianus. Ini
adalah kodifikasi peraturan yang dikeluarkan oleh negara. Kodifiaksi tersebut
dinamakan Corpus Iuris. Kodifikasi yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius,
yaitu kodifikasi yang dikeluarkan oleh Gereja. Kodifikasi ini disebut Corpus
Iuris Cannonici. Corpus Iuris terdiri
atas empat bagian yaitu :
Instituten,
ajaran yang mempunyai kekuasaan mengikat seperti undang-undang. Maksudnya, jika
ada hal-hal yang kurang jelas pengaturannya, maka dapat di cari dalam
instituten.
· Pandecten, penafsiran suatu peraturan
oleh para sarjana.
· Codex, yaitu peraturan atau
undang-undang yang ditetapkan oleh Raja.
· Novollen, yaitu tambahan dari suatu
peraturan atas undang-undang.
Sebagai tokoh agama, Agustinus
menempatkan hukum Ilahi ( Lex Aeterna) sebagai citra hukum positif. Hukum Ilahi
yang abadi menempatkan batas pada semua hukum positif yang tidak boleh
dilampaui. Jika hukum positif ( Lex
Temporalis ) melanggar aturan Ilahi itu, maka ia telah kehilangan kualitas
hukumnya. ( ibid.)
Sumbangan
Agustinus pada pengembangan Eksplanasi dibidang hukum antara lain :
· Lewat konsep pengenalan akan Tuhan,
sebagai prasyarat keadilan, Agustinus secara implisit, memberi sinyal betapa
penting peran sikap etis iman terhadap berseminya keadilan dalam hukum. sikap
iman yang tulus menjadi pra-kondisi bagi lahirnya kedamaian dan keadilan.
· Inspirasi teori Agustinus kita dapat
melakukan kajian secara empiris tentang banyak hal misalnya, kaitan antara
ketaatan hukum dengan penghayatan iman seseorang/ atau suatu komunitas,
korelasi,antara religiusitas aparat hukum dengan kepekaan mereka soal keadilan,
kaitan antara angka kejahatan dengan afiliasi religious.
· Konsep Agustinus tentang deligere dan
delicto proximi yang dapat berfungsi mengkondisikan lahirnya kedamaian dan
keadilan, seolah mengingatkan kita tentang pentingnya modal social ( social
capital ) dalam kehidupan hukum. disini berkesempatan melakukan kajian tentang
interelasi antara suasana penyelenggaraan hukum dengan kondisi modal social
yang dimiliki sebuah komunitas. ( ibid, hal.57).
2.
Hukum Itu Bagian Tatanan Ilahi ( Thomas Aquinas, 1225-1274 )
Thomas Aqunas merupakan imam Gereja abad
pertengahan. Tidak jauh beda dengan Agustinus, Aquinas pun mendasarkan teorinya
tentang hukum dalam konteks moral agama Kristen. Hukum diperlukan untuk
menegakkan kehidupan moral di dunia. Karena jaman ini merupakan era dominasi
agama ( yang di awali oleh agama Kristen),maka kehidupan moral dimaksud menujuk
pada ukuran agama tersebut. Misalnya mengejar kenbaikan dan menjauhi kejahatan.
Hal kebaikan dimaksud antara lain menunjang hak alamiah manusia untuk
mempertahankan hidup, cinta dan hidup berkeluarga, kerinduan mengenal Tuhan dan
hidup bersahabat. ( ibid, hal.58 )
Imperatif-imperatif
moral tersebut berpengaruh pula terhadap hukum. Tata hukum harus di bangun
dalam struktur yang berpuncak pada kehendak Tuhan. Karena itu, sebagaimana
tercerminkan dalam doktrin Thomas Aquinas, konfigurasi tata hukum di mulai dari
;
a) Lex Aeterna; Hukum dan kehendak Tuhan
b) Lex Natulais; Prinsip umum ( hukum alam )
c) Lex Divina; Hukum Tuhan yang terdapat
dalam Kitab Suci
d) Lex Humane; Hukum buatan manusia yang
sesuai dengan hukum alam.
Jika
hukum ( Lex Humane ) menjadi tidak benar karena :
1) Mengabaikan kebaikan masyarakat
2) Mengabdi pada nafsu dan kesombongan
pembuatnya
3) Berasal dari keuasaan yang
sewenang-wenang
4) Diskriminatif terhadap rakyat, maka hukum
itu tidak sah karena bertentangan dengan moral hukum alam dan Tuhan. ( ibid ).
Dalam
hukum alam ( Lex Naturalis ) itu terdapat dua prinsip antara lain :
· Prinsipa prima, yang merupakan
norma-norma kehidupan yang berlaku secara fundamental, universal, dan mutlak,
serta kekal ( berlaku bagi segala bangsa dan masa ).
· Prinsipa secundaria, yang merupakan
norma-norma kehiduoan yang fundamental, tidak universal, tidak mutlak,
melainkan relatif, tergantung pada manusianya, meskipun prinsipa secundaria ini
pada dasarnya dapt dikatakan merupakan aktualisasi dari prinsipa prima. (
Ridwan Halim, 2005, hal.185 ).
Hukum pada dasarnya merupakan cerminan
tatanan Ilahi. Legislasi hanya memiliki fungsi untuk mengklarifikasi dan
menjelaskan tatanan Ilahi itu. Tuga hakim adalah menegakkan keadiloan melalui
fungsinya, menerapka hukum dalam kaitan dengan pemberlakuan undang-undang.
Pemikiran Aquinas ini hanya bisa di pahami dalam konteks kosmologi dan ontology
skolastik. Kosmologi di maksud adalah mengijinkan penalaran rasional selama
batas-batas yang ditetapkan oleh wahyu Ilahi tidak di alnggar. Penerapan hukum
positif pada kasus riil, harus dibaca sebagai implementasi hukum Ilahi.
Dalam konteks itulah Aquinas membedakan
antara hukum yang berasal dari wahyu, dengan hukum yang di jangkau oleh akal
manusia. Hukum yang berasal dari wahyu disebut Ius Divinum Positivum ( hukum
Ilahi positif ). Sedangkan hukum yang ditemui lewat kegiatan akal, terdiri dari
beberapa jenis, yakni Ius Naturale ( hukum alam ),Ius Gentium ( hukum
bangsa-bangsa ), Ius Positivum Humanum ( hukum positif buatan manusia ). (
Satjipto Rahardjo, op.cit, hal, 59 ).
Dalam
system Aquinas akal berada diatas kehendak. Bagi Aquinas akal itu mencerahkan,
sedangkan kehendak cenderung naluriah. Itulah sebabnya hukum yang berinitikan
Iustum ( keadilan ), mutlak merupakan produk akal. Tentang keadilan Aquinas
membedakan tiga kategori
· Iustitia Distributiva, ( keadilan
distributif ), yang menunjuk kepada prinsip kepada yang sama diberikan sama,
kepada yang tidak sama diberikan tidak sama pula. Ini disebut kesederajatan
geometris
· Iustitia Comutativa, ( keadilan
komutatif atau tukar-menukar ), menunjuk pada keadilan berdasarkan prinsip
Aritmetis, yaitu penyesuaian yang harus dilakukan apabila terjadi perbuatan
yang sesuai dengan hukum.
· Iustitia Legalis, ( keadilan hukum ),
yang menunjuk pada ketaatan terhadap hukum.
Bagi
Aquinas menaati hukum bermakna sama dengan bersikap baik dalam segala hal ( dan
di asumsikan hukum itu berisi kepentingan umum ), maka keadilan hukum di sebut
juga sebagai keadilan umum ( Iustitia Generalis ),
Beberapa
poin penting teori Aquinas tentang hukum antara lain :
· Hukum dan peundang-undangan harus
rasional dan masuk akal, karena ia merupakan aturan dan ukuran tindakan
manusia.
· Hukum ditujukan bagi kebaikan umum.
Karena hukum merupakan aturan bagi perilaku, dan karena tujuan dari segala
perilaku itu adalah kebahagiaan, maka hukum mesti di tujukan bagi kebaikan
bersama.
· Karena hukum ditujukan bagi
kesejahteraan umum, maka ia hanya dapat di buat oleh nalar dari semua orang
lewat badan legislasi.
· Hukum perlu dipublikasikan karena ia
mengandung aturan yang memandu hidup manusia, maka aturan itu mesti mereka
ketahui agar memiliki nilai kewajiban.
Melalui
teorinya tentang keadilan hukum, Aquinas menyisipkan pesan luhur tentang betapa
pentingnya mutu dari isi suatu aturan hukum. Aquinas menempatkan keadilan hukum
sebagai keadilan umum, justru karena hukum di andaikan berakar pada hukum alam
( yang tidak lain mencerminkan keluhuran Ilahi ).Dan lagi pula hukum itu
diasumsikan mengatur kepentingan umum. ( ibid, hal.62 ).Thomas aquinas dengan bukunya yang terkenal antara lain
Tsumma Theologiae ( Teologi yang utama ) dan De Regime Principium Ad Regem
Cipri ( Tentang Hukum Tata Negara dan Pemerintahan ). Thomas Aquinas adalah
pelopor Skolastik, yaitu penganut hukum alam yang melibatkan ajaran Aristoteles
kedalam ajaran gereja Katholik, sehingga sering disebut Aristotelisme Kristen.
( Dominikus Rato, op.cit. hal.264 ).
v INTI AJARAN ISLAM DI TIMUR
Pemikir Islam mendasarkan teori
hukumnya pada agama Islam, yaitu pada wahyu Ilahi yang disampaikan kepada
Nabi.Dari ahli pikir Islam AI-Syafii-Iah aturan-aturan hukum diolah secara
sistematis. Sumber hukum Islam adalah AI-Quran. kemudian Hadis yang merupakan
ajaran-ajaran dalam hidup Nabi Muhammad SAW . Peraturan-peraturan yang
disetujui oleh umat juga menjadi hukum, hukum mufakat, yang disebut juga ijmak.
Sumber hukum yang lainnya adalah qiyas, yaitu analogi atau persamaan. Hukum
Islam ini meliputi segala bidang kehidupan manusia. Hukum Islam hidup dalam
jiwa orang-orang Islam, dan berdasarkan pada agama. Hukum Islam merupakan hidup
ideal bagi penganutnya. Oleh karena Hukum Islam berdasarkan pada Al Quran maka
Hukum Islam adalah hukum yang mempunyai hubungan dengan Allah, langsung sebagai
wahyu. Aturan hukum harus dibuat berdasarkan wahyu (Muhammad Khalid Masud,
1996: 12-13).
Kesimpulan
Sejarah Medieval Eropa, atau yang
kita kenal sebagai Abad pertengahan Eropa, dikenal sebagai era klasik dimulai
dengan munculnya negara-kota Yunani Kuno, Abad Pertengahan Eropa juga merupakan
abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan
memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.
Abad Pertengahan adalah periode sejarah di
Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat
di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya
monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan
humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun
1517. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik
dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian
manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages)
sebelum tiba Zaman Pembaharuan (Renaisans). Masyarakat Eropa menghadapi
kemunduran intelek dan ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika, tempo
zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Roma
dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.Gelap juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat
pihak berkuasa agama.Yaitu Gereja
Kristen yang sangat berpengaruh.
Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja
yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.
Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka
ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak.Siapa yang mengeluarkan
teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera
masalah , malah ada yang sampai dibunuh.Pikiran ini, terimplementasi melalui
teori yang dikeluarkan oleh Thomas Aquinas, seorang ahli falfasah yakni negara
wajib tunduk kepada kehendak gereja. St Augustine, sebelumnya juga berpendirian
demikian. Manakala Dante Alighieri, berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah
masing-masing berdiri sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan
kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua
wilayah agama dan dunia terpisah total
satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap
yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak
melangit haruslah membumi,atau kalau
tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala urusan hidupnya.Maka dia
harus memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika
dia menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi seorang
rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan. Kata
Augustine,siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat adalah orang
yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana kebahagiaannya
tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan keindahannya hanya merupakan
wajah alam kubur.
Kota inilah yang tidak diterima oleh
Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong dan angkuh adalah merupakan
kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan tentang segala yang harus
diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika melihat kota setan ini tenggelam
ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka semua sudut kegelapannya akan terlihat.Konsep
diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra, yakni Para ilmuwan pada Abat
Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai fenomena,
menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh manusia,
dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi,
jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan.
Dengan demikian, kerangka berpikir
yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang
menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia dan telah
menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta
menganggap kegiatan ilmiah sebagai campur tangan setan.
Kemudian
faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang
munculnya Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang
dominan pada abad pertengahan.Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan
kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada
akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada
suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
oleh Leonardo da Vinci, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei,
dll.
Kemunculan aliran pemikiran yang
mementingkan kebebasan akal seperti alirn baru Eropah hingga abad ke 18 seperti
Humanisme, rsionalisme, nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan
kepercayaan dan cara pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung
melemhkan kekuasaan golongan feudal.Itali telah menjadi pusat ilmu yang
terkenal di Eropah pada abad ke 15. Hal ini terjadi apabila Kota constntinople
dikuasai oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan
ini telah menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat
perdagangan di Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal
di Eropah pada masa itu.
Renaissance telah membentuk
masyarakat perdagangan yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan
kedudukan dn kekuasaan golongan feudal yang sentiasa berusaha menyekat
perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropah.Melahirkan tokoh-tokoh pemikir
seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi pelukis, pemuzik dan ahli
falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera,
penyair dan ahli anotomi.Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus
dan Galileo.Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang
berusaha menghuraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan
konsep matematik dalam ketenteraan iaitu mengukur tembakan peluru mariam.
Cardan terlibat dalam penghasilan ilmu algebra.Selain itu, Renaissance telah
melahirkan tokoh-tokoh perubatan di Eropah. Antara tokoh perubatan terkenal
iaitu William Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran
darah.Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud
semangat inquiri sehingga membawa kepada aktiviti penjelajahan dan penerokaan.
Ø Dampak Positif :
· Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu
pengetahuan. Di mana terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain
mulai lepas dari ilmu agama dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi,
ilmu sejarah dll. Begitu juga dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
· Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini
membongkar hasil peradaban Yunani-Romawi.
· Renaissance telah membentuk masyarakat
perdagangan yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan
kekuasaan golongan gereja yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu
dan masyarakat di Eropa.
· Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan
kemandirian individu.
· Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh
perubahan di Eropa. Antara lain tokoh perubahan terkenal itu adalah William
Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance
telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri
sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
· Mendorong pencarian daerah baru sehingga
berkobarlah era penjelajahan samudera.
Ø Dampak negatif :
· Eropa
pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang arab. Pada
khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-daerah
seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya pengepungan
yang di lakukan Arab gagal total.
· Munculnya suatu isu yang di sebut
Kontroversi Ikonoklastik yang berisi
bahwa apakah imaji-imaji tentang Tuhan,Kristus, dan sang perawan Maria serta
orang-orang suci baik dalam bentuk gambar
maupun patung boleh dipergunakan di dalam misa atau tidak.kontroversi ini
mengundang persoalan lama yaitu tentang kebebasan agama yang terpisah dan bebas
dari organisasi politik.
· Pada masa ini selain terjadi kebangunan
kembali juga terjadi kebobrokan moral. Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu
norma yang bisa mengatur kehidupan masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa
manusia renaissance merupakan manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar).
Keliaran ini mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga
manusia mengalami krisis aklak seperti mabuk-mabukan dll. Hal ini
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar